Tesla melaporkan merosotnya laba sebesar 71% dan melemahnya penjualan sebesar 13%, didorong persaingan yang ketat dari produsen kendaraan listrik China, kenaikan tarif, dan anjloknya kepercayaan konsumen.
Saham Tesla turun 37% sejak awal tahun 2025, dan merek tersebut menghadapi peningkatan ketidakpastian ekonomi. Keterlibatan Musk di Departemen Efisiensi Pemerintahan Trump (DOGE) dan kontroversi politiknya telah membuat Tesla rentan, yang mendorong seruan dari para pemegang saham untuk kembali fokus pada bisnis inti.
Investor sebelumnya berharap kedekatan pemilik Tesla, Elon Musk dengan kekuasaan Gedung Putih akan meringankan peraturan untuk ambisi membangun kendaraan otonom. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Musk menghadapi dampak dari keterlibatan politiknya yang mendalam dengan Trump.
Pemangkasan pemerintah AS yang agresif oleh DOGE dan citra Musk yang terpolarisasi telah mengasingkan konsumen dan pemegang saham. Protes global, yang diselenggarakan gerakan seperti Tesla Takedown, telah menargetkan Musk atas perannya dalam memangkas layanan publik melalui DOGE. Vandalisme, boikot, dan jatuhnya harga Tesla bekas mencerminkan kemarahan yang meluas.
Pukulan finansial tersebut merupakan akibat langsung dari tekanan publik. “Tekanan akar rumput Tesla Takedown mulai menghantam Tesla di titik yang menyakitkan yakni laba bersih perusahaan,” kata aktivis Patty Hoyt.
Kuartal Penuh Gejolak Tesla
Tesla Inc melaporkan penurunan laba bersih yang mengejutkan sebesar 71% pada kuartal pertama tahun 2025. Musk mengumumkan pada Selasa (22/4/2025) bahwa ia akan secara signifikan mengurangi keterlibatannya dengan DOGE yang kontroversial dan kembali fokus pada Tesla. Rencananya untuk mundur dari DOGE menandakan pengakuan atas kerusakan yang telah ditimbulkan akibat hubungan politiknya.
Namun, selama pengumuman pendapatan perusahaan, ia tetap bersikap menantang. “Saya percaya hal yang benar untuk dilakukan adalah melawan pemborosan, penipuan dan mencoba mengembalikan negara ke jalur yang benar,” kata Musk kepada para analis.
Meskipun ia berupaya meyakinkan investor, kondisi keuangan perusahaan tersebut suram. Laba per saham Tesla yang disesuaikan turun menjadi 27 sen, tidak memenuhi ekspektasi analis sebesar 41 sen. Pendapatan turun 9% dari tahun ke tahun menjadi $19,3 miliar, sementara pendapatan otomotif turun 20%. Pengiriman kendaraan turun 13%, dengan penurunan penjualan dua digit di pasar-pasar utama seperti AS, China, dan Jerman.
Masalah Tesla semakin parah karena peran Musk yang memecah belah dalam pemerintahan Trump. Kepemimpinannya di DOGE, yang telah memberlakukan pemotongan dana secara luas di berbagai lembaga federal, telah memicu protes global, vandalisme terhadap properti Tesla, dan menurunnya kepercayaan konsumen.
Tesla menyebut tarif tinggi Trump dan “perubahan sentimen politik” sebagai tantangan utama, yang menambah beban pada rantai pasokannya dan mendorong biaya produksi lebih tinggi. Musk, yang telah menganjurkan tarif lebih rendah, mengakui bahwa keputusan perdagangan pada akhirnya berada di tangan presiden. “Apakah dia akan mendengarkan saran saya, itu terserah dia,” katanya.
Reaksi Konsumen dan Penurunan Pasar
Pangsa pasar Tesla di wilayah-wilayah utama telah menyusut. Di California, pasar kendaraan listrik terbesar di AS, pangsa Tesla dalam pendaftaran kendaraan tanpa emisi turun dari 56% menjadi 44%. Di China, pengiriman turun 22%, sementara pengiriman di Jerman anjlok 62%.
Untuk mengatasi penurunan penjualan, Tesla meluncurkan versi Cybertruck yang lebih murah, dengan harga US$69.990, dan berencana merilis varian Model Y yang lebih terjangkau. Namun, analis memperingatkan bahwa pemotongan harga saja mungkin tidak akan membalikkan tren tersebut.
Musk semakin gencar menggarap ambisi kendaraan otonom Tesla, termasuk Cybercab yang telah lama dijanjikan, taksi tanpa pengemudi. Pengujian akan dimulai di Austin, Texas, pada bulan Juni, tetapi skeptisisme tetap tinggi setelah bertahun-tahun gagal mencapai target.
Tesla juga menunjukkan pertumbuhan dalam bisnis penyimpanan energi dan langganan perangkat lunaknya sebagai titik terang, dengan pendapatan energi meningkat 67%. Namun, keuntungan ini dibayangi kerugian yang lebih luas, termasuk margin operasi sebesar 2,1%, turun dari 5,5% tahun lalu.
Investor tetap Waspada
Meskipun saham Tesla naik 4,6% menjelang laporan laba dan naik 3% lagi dalam perdagangan setelah jam kerja, saham perusahaan tetap turun 37% tahun ini. Investor tetap berhati-hati, dengan banyak yang menyalahkan gangguan politik Musk atas kekacauan Tesla.
Gene Munster, mitra pengelola di Deepwater Asset Management, menyebut pendapatan tersebut sebagai “bencana besar”, tetapi menyatakan harapan bahwa peran Musk yang berkurang di DOGE dapat memungkinkan Tesla untuk pulih. “Itulah taruhan yang kami buat,” kata Munster.
Saat Tesla menghadapi peningkatan tekanan dari banyakpihak yakni pesaing pasar, dampak politik, dan gerakan protes global, pertanyaan tetap ada tentang apakah perubahan fokus yang dijanjikan Musk cukup untuk menstabilkan pembuat kendaraan listrik yang pernah dominan itu?