Pasar Otomotif Nasional: Mobil Listrik China Catat Kinerja Positif di Awal 2025


Penjualan kendaraan roda empat dari merek-merek China pada kuartal pertama (Q1) 2025 menunjukkan kinerja positif meski pasar otomotif nasional secara keseluruhan sedang melemah.

Menurut data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), pengiriman mobil dari pabrik ke diler dalam jumlah besar (wholesale) oleh berbagai merek asal China pada kuartal pertama tahun ini mencapai 20.496 unit, meningkat 154 persen dibandingkan tahun lalu saat penjualan mobil wholesale justru turun 4,7 persen. Tren serupa juga terjadi pada penjualan retail.

Faktor utama yang menyebabkan peningkatan ini adalah semakin banyaknya merek China yang masuk ke pasar Indonesia dalam setahun terakhir, khususnya di segmen kendaraan listrik (EV). Sekitar 10 merek baru asal China diluncurkan di Indonesia sejak awal tahun lalu. Salah satunya adalah BYD yang mencatatkan penjualan wholesale hampir 6.000 unit dalam tiga bulan pertama tahun ini, menjadikannya merek terlaris ke-9 secara nasional.

“Pertumbuhan eksplosif merek-merek China menunjukkan kekontrasan yang tajam terhadap pelemahan kinerja pasar otomotif secara keseluruhan,” kata pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, seperti dikutip Rabu (23/4/2025).

Yannes menyebut kesuksesan penjualan merek-merek China terutama dikarenakan menyasar segmen kendaraan listrik, pasar baru yang jumlah kompetitornya belum sebanyak kendaraan konvensional. Di sisi lain, kehadiran BYD, Aion, hingga Geely berhasil menawarkan nilai produk yang kuat kepada konsumen domestik melalui harga yang kompetitif serta kualitas produk yang canggih.

Pada kuartal pertama tahun ini, merek-merek China berkontribusi 10 persen terhadap penjualan wholesale di Indonesia, meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang masih kurang dari 4 persen. Yannes meyakini persentase tersebut masih akan terus meningkat seiring melonjaknya permintaan kendaraan ramah lingkungan dan insentif pemerintah untuk EV. Di sisi lain, merek-merek China juga mulai memasuki ceruk pasar baru, seperti kendaraan hybrid.

Sementara itu, Riyanto Umar, seorang peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), mengatakan bahwa kinerja positif merek-merek China salah satunya dikarenakan mayoritas pembeli mobil listrik berasal dari kelompok masyarakat berpendapatan tinggi yang daya belinya tidak terpengaruh secara signifikan oleh pelemahan ekonomi, yang mana mereka membeli mobil listrik sebagai kendaraan kedua atau ketiga.

Lima merek mobil China terlaris pada Q1 tahun ini di Indonesia semuanya memproduksi mobil listrik. Kelimanya adalah BYD, Wuling, Chery, Denza, dan Aion. Riyanto meyakini pangsa pasar pabrikan China di Indonesia masih akan terus meningkat seiring melonjaknya penggunaan kendaraan listrik.
 

Exit mobile version