Kelas Menengah Makin Miskin, Tarif Tol Bakal Naik, Ekonom: Jasa Marga Si Raja Tega

Di tengah anjloknya daya beli khususnya kelompok menengah yang ditunjukkan deflasi 5 bulan beruntun, PT Jasa Marga Persero/JSMR) Tbk ancang-ancang menaikkan tarif tol Jakarta-Tangerang-Cikupa. Beban hidup semakin berat.
Dikutip dari akun Instagram @jasamargametropolitan, Jumat (11/10/2024), kenaikan tarif tol Jakarta-Tangerang-Cikupa sudah sesuai dengan Keputusan Menteri PUPR No. 2692/KPTS/M/2024.
“Dalam waktu dekat akan diberlakukan penyesuaian tarif untuk Ruas Jalan Tol Jakarta-Tangerang-Cikupa sesuai dengan Keputusan Menteri PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) Nomor 2692/KPTS/M/2024,” tulis @jasamargametropolitan.
Dijelaskan, penyesuaian tarif tol ini merupakan penyesuaian tarif reguler dan telah diatur dalam pasal 48 ayat (3) Undang-Undang(UU) Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Pasal 68 ayat (1) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol.
“Berdasarkan regulasi tersebut, evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap dua tahun sekali berdasarkan pengaruh laju inflasi,” tulisnya.
Dikutip dari laman Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, tarif Tol Jakarta-Tangerang-Cikupa, saat ini mengacu Keputusan Menteri Pekerjaan Umum 1527/KPTS/M/2021 untuk SS Tomang-Tangerang-Cikupa. Inilah tarif tol yang berlaku saat ini (belum naik):
1. Tomang IC-Tangerang
Golongan I: Rp 8.000
Golongan II: Rp 12.000
Golongan III: Rp 12.000
Golongan IV: Rp 15.500
Golongan V: Rp 15.500
2. Tomang IC-Cikupa
Golongan I: Rp 8.000
Golongan II: Rp 12.000
Golongan III: Rp 12.000
Golongan IV: Rp 15.500
Golongan V: Rp 15.500
Ekonom Partai Buruh, Gede Sandra sangat menyayangkan rencana penaikan tarif tol di tengah melemahnya daya beli masyarakat, khususnya menengah ke bawah. Jika benar naik, harga barang semakin tak terjangkau.
“Jelas sekali masa depan kelas menengah ke bawah semakin suram jika tol dinaikkkan. Harga-harga pasti naik. Jasa Marga kan sudah untung besar. Janglah tambah beban untuk kelas pekerja dan buruh. Namanya raja tega itu,” paparnya.
Tarif tol tidak naik saja, kata Gede, harga barang sudah naik 30 persen. Sementara penghasilan kelas pekerja dan buruh hanya naik rendah. Belakangan muncul istilah yang ngetren di kalangan kelas menengah ke bawah, yakni mantab alias makan tabungan.
“Kalau beban kelas menengah ke bawah ditambah lagi dengan penaikan tarif tol, mantab berubah menjadi makan dari utang alias mantang. Ini berbahaya sekali,” ungkap Gede.
Sebagai BUMN yang ‘memonopoli’ bisnis jalan tol, Jasa Marga selalu untung besar. Berdasarkan laporan keuangan semester I-2024, cuan JSMR melejit 104,32 persen menjadi Rp2,34 triliun.
Capaian laba bersih JSMR mencerminkan pertumbuhan sebesar 104,32% jika dibandingkan dengan periode yang saham tahun sebelumnya yakni Rp1,14 triliun.