Operasi Pasar BI Pakai Cadangan Devisa Harus Terukur, Ekonom Usulkan Ini


Ekonom dari Universitas Andalas, Syarifuddin Karimi prihatin dengan tergerusnya cadangan devisa (cadev) Mei 2025 sebesar US$4,6 miliar atau setara Rp75 triliun (kurs Rp16.500/US$).

Dia mengusulkan, cadev yang digunakan Bank Indonesia untuk mengintervensi pasar demi stabilisasi nilai tukar (kurs) rupiah, dilakukan secara terukur. Upaya menciptakan kepercayaan dari pelaku pasar menjadi salah satu solusi alternatif.  

“Ke depan, Bank Indonesia perlu mengelola cadangan secara efisien dan terukur. Perkuat pendekatan bauran kebijakan, intervensi, suku bunga, insentif DHE atau valas ekspor, dan pengendalian ekspektasi inflasi untuk menjaga stabilitas rupiah dan menjaga cadangan devisa tetap memadai,” ujar Syarifuddin kepada Inilah.com, Jakarta, Selasa (13/5/2025).

Dalam jangka pendek, kata Syarifuddin, penggunaan cadangan devisa, memang efektif untuk menstabilkan rupiah. Namun dalam jangka panjang, kembali bergeser. Sangat dipengaruhi persepsi pelaku pasar, termasuk faktor eksternal yakni tekanan global.

“Tapi dalam jangka menengah, ketahanan ekonomi lebih ditentukan oleh kepercayaan pasar, kredibilitas kebijakan, dan disiplin struktural dalam menghadapi tekanan global,” tegas dia.

Asal tahu saja, cadangan devisa adalah aset tersedia yang dikontrol oleh BI selaku otoritas moneter. Salah satu fungsi Cadev adalah menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Penggunaan cadev untuk mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Sebelumnya, BI mengumumkan posisi cadev pada April 2025 tercatat US$136,2 miliar dan telah tergerus signifikan menjadi US$131,6 miliar pada Mei 2025.

Cadev bisa dibilang bukan hanya angka di atas kertas, melainkan simbol kepercayaan internasional terhadap perekonomian Indonesia dan alat intervensi riil bagi stabilitas eksternal.

Dalam hal ini, BI meyakinkan posisi cadev sampai akhir Februari 2025, setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor, atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
    
 

Exit mobile version