Hangout

Museum Nasional Pamerkan Artefak yang Dijarah Belanda selama Penjajahan


Ratusan artefak Indonesia yang berada di Belanda selama lebih dari satu abad yang sebagian besar dijarah selama masa penjajahan, kini dipamerkan di Museum Nasional di Jakarta. Barang-barang tersebut termasuk dalam kelompok yang terbaru yang dikembalikan setelah melalui proses panjang melibatkan kedua negara. 

Artefak yang dipajang di sana beragam meliputi koin, perhiasan, dan tekstil yang menggambarkan perpaduan tradisi dan budaya dari seluruh negara Asia Tenggara. Koleksinya juga mencakup patung-patung bersejarah berskala besar dari kompleks candi Hindu-Budha Singasari di Jawa Timur.

Mengutip laporan Channel News Asia (CNA), di antara barang-barang tersebut terdapat apa yang disebut “harta karun Lombok” yang dikatakan diambil tentara Belanda dari Istana Tjakranegara dan desa-desa sekitar di Pulau Lombok, Indonesia setelah berakhirnya Perang Lombok pada 1894. 

Baca Juga:  Gelaran ke-13 Ramadan Runway Sukses Hasilkan Omzet 8 Miliar Lebih Saat Pelambatan Ekonomi

Artefak yang dipulangkan juga termasuk artefak dari koleksi perang Puputan Badung yang diambil selama intervensi militer Belanda di Bali. Koleksi 132 Pita Maha, yang tidak dijarah tetapi menjadi bagian dari pameran seni di Belanda sejak 1948, juga telah secara resmi dikembalikan kepada pemerintah Indonesia. 

Penyerahan ini dipandang sebagai sebuah pencapaian budaya bagi Indonesia, kata para pengamat, seraya menambahkan bahwa hal ini menggarisbawahi komitmen kedua belah pihak untuk melestarikan warisan bersama. Pemerintah Indonesia telah berjanji untuk melanjutkan upayanya dalam mengambil artefak budaya lainnya yang diyakini masih berada di luar negeri.

Sebuah komite repatriasi dibentuk pada 2021, dan proses tersebut telah membuahkan hasil. Indonesian Heritage Agency (IHA) berhasil memulangkan secara bertahap selama dua tahun, sebanyak 828 benda budaya kembali ke Indonesia hingga pertengahan Desember.

Baca Juga:  Ragunan Macet, TMII Penuh, Setu Babakan Bisa Jadi Alternatif Pilihan Wisata Budaya Betawi di Jakarta

Sebelumnya, pada Januari 2020, Belanda mengembalikan 1.500 artefak yang selama ini disimpan di Museum Nusantara Delft ke Indonesia, empat tahun setelah dibuat kesepakatan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Museum Nusantara merupakan satu-satunya museum di Belanda yang khusus didedikasikan untuk benda seni dan budaya dari Indonesia, yang ditutup pada 2013 karena keterbatasan anggaran. 

Melestarikan Sejarah

I Gusti Agung Wesaka Puja, Ketua Komite Pemulangan Koleksi Indonesia di Belanda, mengatakan barang-barang yang dipulangkan harus melalui berbagai proses, termasuk memenuhi kriteria ketidakadilan sejarah. Benda-benda tersebut juga memerlukan penelitian asal-usul, yang dimaksudkan untuk memeriksa asal-usulnya guna memastikan keasliannya, dan harus diminta oleh negara, tambahnya.

Karena jumlah artefak yang dikembalikan terus bertambah, Museum Nasional kini memiliki tanggung jawab tambahan untuk menemukan cara melestarikannya. “Ada yang organik dan terbuat dari kayu atau tanaman, sementara ada pula yang terbuat dari bahan non-organik seperti batu dan logam atau elemen lain yang perlu ditangani dengan cara khusus,” kata Gunawan, kepala tim pengelola koleksi museum.

Baca Juga:  Sepi Pengunjung, Taman Lapangan Banteng Bukan Tujuan Utama untuk Libur Lebaran

“Kelembapan adalah faktor utama yang perlu dipertimbangkan. Dengan suhu Indonesia dan tingkat kelembapan Jakarta yang tinggi, kita perlu memberikan tingkat perawatan yang lebih tinggi dan menjaga lingkungan yang stabil agar benda-benda ini dapat bertahan lama.”

Back to top button