Bersama Patrick Kluivert, Awal Era Baru Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026

Patrick Kluivert, mantan striker legendaris Belanda, resmi diperkenalkan sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia pada Minggu (12/1) di Jakarta. Dengan target utama membawa Garuda lolos ke Piala Dunia 2026, Kluivert mengaku siap menghadapi tekanan besar dari publik Indonesia yang dikenal sebagai salah satu pendukung sepak bola paling fanatik di dunia.
Dalam konferensi pers perdananya, Kluivert menegaskan bahwa fokus utamanya adalah mencetak hasil positif dalam waktu dekat.
“Misi pertama saya adalah memastikan tempat di Piala Dunia tahun depan. Dengan dukungan fans yang paling bersemangat di dunia, saya yakin kami bisa mencapainya,” kata Kluivert sambil duduk di belakang bendera merah putih.
Kehadiran Kluivert langsung disambut meriah. Saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (11/1), ia dielu-elukan oleh ratusan suporter. Hotel tempatnya menginap yang berlokasi di dekat Stadion Utama Gelora Bung Karno juga dikerumuni wartawan dan penggemar.
Antusiasme Tinggi, Prestasi Masih Rendah
Sepak bola adalah olahraga nomor satu di Indonesia, mulai dari lapangan kecil di desa hingga stadion besar di kota metropolitan. Namun, antusiasme tinggi ini belum sebanding dengan prestasi. Timnas Indonesia kini berada di peringkat 127 FIFA, jauh dari harapan bagi negara dengan populasi hampir 300 juta jiwa.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menaruh harapan besar pada Kluivert setelah memecat Shin Tae-yong pekan lalu. Langkah ini menimbulkan kontroversi karena Shin dinilai berhasil membawa Indonesia ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia dan membangun tim yang kompetitif. Namun, Erick menyebut keputusan ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mengintegrasikan pemain naturalisasi asal Belanda dengan pelatih dari kultur yang sama.
Pro-Kontra di Kalangan Publik
Pemecatan Shin Tae-yong dan penunjukan Kluivert memicu berbagai reaksi dari penggemar. “Federasi mengambil risiko besar saat peluang lolos ke Piala Dunia terbuka lebar!” kata Alifta Nagraha, seorang barista berusia 24 tahun di Jakarta. Menurutnya, timnas sudah berada di jalur yang benar di bawah Shin dan perubahan ini terlalu mendadak.
Sebaliknya, Febrian Ahmad, pengemudi ojek online berusia 26 tahun, memilih untuk memberikan waktu bagi pelatih baru.
“Saya sempat khawatir timnas akan mulai dari nol lagi, tapi sekarang saya yakin semuanya akan lebih baik,” ujarnya.
Pengamat sepak bola nasional Mohamad Kusnaeni menggarisbawahi tantangan budaya yang dihadapi pelatih sebelumnya.
“Ada perbedaan budaya antara pemain naturalisasi dari Eropa dengan pelatih. Kluivert dan asistennya, Alex Pastoor serta Denny Landzaat, diharapkan mampu menjembatani perbedaan ini,” ujar Kusnaeni. Ia optimistis dengan gaya bermain menyerang dan penguasaan bola yang dibawa Kluivert, tetapi mengingatkan bahwa waktu yang tersedia sangat terbatas.
Strategi Kluivert
Kluivert menekankan pentingnya kebugaran fisik dan mental pemain menjelang laga kualifikasi melawan Australia dan Bahrain pada Maret mendatang. “Saya menyukai sepak bola menyerang dan penguasaan bola. Anda tidak bisa mencetak gol jika tidak menguasai bola,” katanya.
Ia menambahkan, “Saya percaya pada kemenangan dan permainan atraktif untuk memenangkan hati para penggemar. Jika setelah itu mereka masih tidak menyukai saya, saya tidak tahu lagi harus bagaimana.”
Dengan dukungan penuh dari PSSI, asisten pelatih yang mumpuni, dan antusiasme suporter, Kluivert memulai era baru bagi Timnas Indonesia. Hasil dari laga debut melawan Australia di Sydney pada 20 Maret akan menjadi ujian pertama bagi pelatih berusia 48 tahun itu. Akankah ia mampu membawa Garuda terbang lebih tinggi?