Istana Membiru di Era Prabowo, Intip Interior Kantor Presiden dari Masa ke Masa

Hiasan singasana tentu mengikuti selera raja yang mendudukinya. Demikian juga Istana Kepresidenan, yang sering berganti suasana interior mengikuti selera Presiden yang sedang menjabat. Hampir lima bulan sejak Presiden RI Prabowo Subianto menjabat, selama itu pula warna biru muda mewarnai sudut-sudut Istana.
Warna ini diperkenalkan Prabowo sejak masa kampanye Pilpres 2024. Prabowo sempat menyampaikan arti warna biru muda yang ia kenakan ketika mendaftar sebagai pasangan capres dan cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Sejuk, tenang, damai, gembira,” ujar Prabowo kepada awak media menjelaskan arti baju mereka kenakan, di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/10/2023).
Selama masa kampanye keduanya ini pun selalu dihadiri dengan warna biru khas telur asin tersebut. Setidaknya, jika publik melihat rombongan orang berpakaian warna tersebut mereka sudah pasti tahu akan ada kampanye dari pasangan bernomor urut 2 ini.
Bak warna keberuntungan, Prabowo pun tidak ingin identitas dirinya dengan biru muda hilang begitu saja ketika ia berhasil meraih kursi RI 1. Ia tetap membawa warna tersebut masuk dalam unsur pemerintahannya. Lihat saja Istana Kepresidenan Bogor. Warna biru muda hadir menghiasi suasana setiap acara kenegaraan yang dipimpin Prabowo.
Mulai dari tenda, karpet hingga gorden dalam Istana Kepresidenan Bogor disulap dengan nuansa biru. Dekorasi berbeda ketika masa kepemimpinan Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi), yang cenderung kental unsur merah khas PDIP.
Tidak banyak yang berkomentar mengenai perubahan tersebut. Para pemimpin yang saat ini menduduki kursi Kabinet Merah Putih pun manut-manut saja dengan perubahan yang ada. Setiap acara kenegaraan pun, tak jarang para menteri mengenakan kemeja biru.
Bahkan ketika kehadiran tamu negara pun, Prabowo tidak ingin meninggalkan warna biru pembawa keberuntungannya itu. Terlihat ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang hadir di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (12/2/2025).
Prabowo mempersembahkan upacara untuk menyambut Erdogan yang kental dengan nuansa biru. Mulai dari karpet yang biasa digunakan untuk menyambut tamu diubah menjadi warna biru. Padahal, karpet merah yang biasa digunakan memiliki arti untuk menunjukan tamu tersebut dihormati dan dianggap penting.

Tidak lupa, Prabowo juga mengganti prodium tempat dirinya dan Erdogan memimpin jalannya upacara dengan warna biru. Utusan Kabinet Merah Putih yang kala itu turut menyambut kedatangan Erdogan pun seolah diberi instruksi untuk menghiasi penampilannya dengan dasi berwarna biru.
Detail sekecil warna kain untuk menutupi kabel lampu gantung dalam Istana Kepresidenan Bogor pun turut diubah menjadi warna biru kebanggaan Prabowo. Istana Kepresidenan Jakarta, tidak luput dari kebijakan Prabowo mengubah suasana di sana. Pasalnya, warna biru dalam Istana Kepresidenan Jakarta juga mudah ditemui dalam setiap sudutnya.
Latar tempat pejabat yang dipanggil Prabowo ke Istana Kepresidenan Jakarta wawancara berubah dengan tema biru. Pada masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), backdrop tempat konferensi pers berlangsung lebih didominasi dengan warna merah. Selain itu, kain dalam tiang pembatas yang biasa berwarna merah turut diubah menjadi warna biru muda.
Langkah Prabowo untuk mengubah nuansa Istana Kepresidenan dengan unsur biru pun bukan hal yang dianggap melanggar aturan. Interior Istana memang biasa berubah mengikuti selera presidennya. Pada era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) misalnya, tampilan Istana jadi lebih hijau.
SBY membuat lapangan golf mini di bagian dalam Istana Merdeka. Ia juga membuat satu ruangan olah raga di Wisma Negara. Pada masa SBY, Istana diisi dengan lukisan-lukisan bertema realis, seperti pemandangan Gunung Sumbing karya Suhadi Baharrizki atau lukisan-lukisan karya Yap Hian Tjay.
Lalu pada era Megawati Soekarnoputri, Gedung Bina Graha yang semula adalah Kantor Presiden, jadi museum untuk menyimpan karya seni yang tidak dipajang di Istana. Megawati mengganti perabot dari Jepara, yang dipasang Bu Tien, dengan kursi dan sofa peninggalan Hindia Belanda. Ia juga menata kembali lukisan-lukisan di Istana yang dulu dipajang pada era Soekarno ke tempatnya.
Pada masa Presiden Habibie, tak banyak melakukan perubahan. Hanya mengubah serambi belakang Istana Negara dan memasang sebuah relief pada serambi tersebut dengan sebuah ukiran bahasa Arab yang berbunyi: ‘Damailah Mereka Yang Berkunjung ke Tempat Ini’. Habibie juga mengembalikan nuansa Barat, seperti menggunakan sofa kulit bergaya Chesterfield di ruang kerjanya.