Arena

Sama-sama Arek Chechnya dan Berjuluk Borz, di ACA, Yusuf Raisov Laiknya Khamzat di UFC


Julukan “Serigala Chechnya” bukan sekadar nama panggung. Yusuf menganggap serigala sebagai simbol dari kekuatan, kecerdikan, dan solidaritas, nilai-nilai yang ia bawa dalam setiap pertarungan. “Serigala adalah makhluk yang tidak pernah takut, bahkan dalam situasi paling sulit. Itu adalah filosofi hidup saya,” ujar Yusuf. Filosofi ini tercermin dalam caranya bertarung–penuh perhitungan, ganas, tanpa ragu.

Sorak-sorai penonton menggema di arena ACB— Absolute Championship Berkut. liga pertarungan bela diri campuran (MMA) terbesar di kawasan Eropa Timur dan Asia Tengah sebelum berganti menjadi Absolute Championship Akhmat–, menciptakan suasana tegang yang memacu adrenalin. Terutama tentu saa, bagia kedua petarung yang berhadapan.

Yusuf Raisov berdiri di satu pojok. Tubuhnya tegang, matanya tajam menyala, ibarat tatapan seperti serigala yang siap menerkam mangsa.  Benar, dialah pemangsa paa 5 Mei 2018 itu, dengan mencekik Marat Balaev melalui teknik rear-naked choke di ronde pertama ACB 86 itu. Pertarungan yang juga menjadi momen penegasan Yusuf sebagai salah satu petarung terbaik dari Chechnya, memperteguh posisinya di dunia MMA.

Dengan cambang merahnya yang mencolok, Yusuf Raisov bukan hanya dikenal karena teknik bertarungnya yang tajam, tetapi juga penampilannya yang khas. Cambang merah itu, yang melambangkan keberanian dan ketangguhan, membuatnya mudah dikenali di arena. Para penggemar sering kali menyebutnya “The Wolf,” julukan yang semakin memperkuat citranya sebagai predator yang haus kemenangan. Dalam bahasa Chechnya, serigala disebut “Borz,” sebuah istilah yang juga digunakan oleh Khamzat Chimaev, rekan senegaranya di dunia Ultimate Fighting Championship (UFC).

Baca Juga:  Sabalenka Lawan Ostapenko di Final Stuttgart

Julukan “Serigala Chechnya” bukan sekadar nama panggung. Yusuf menganggap serigala sebagai simbol dari kekuatan, kecerdikan, dan solidaritas, nilai-nilai yang ia bawa dalam setiap pertarungan. “Serigala adalah makhluk yang tidak pernah takut, bahkan dalam situasi paling sulit. Itu adalah filosofi hidup saya,” ujar Yusuf. Filosofi ini tercermin dalam caranya bertarung–penuh perhitungan, ganas, dan tanpa ragu.

Yusuf Raisov lahir pada 22 Oktober 1995 di Grozny, ibu kota Chechnya. Tumbuh di tengah konflik yang melanda wilayahnya, Yusuf menjadikan olahraga sebagai pelarian dari kenyataan hidup yang keras. Pada usia 14 tahun, ia mulai berlatih seni bela diri campuran (MMA). “Saya menemukan kebebasan di atas ring. Di sana, saya yang mengendalikan nasib saya sendiri,” katanya dalam sebuah wawancara.

ACA, liga yang menjadi rumah Yusuf, sering dianggap sebagai platform bagi petarung berbakat dari wilayah Kaukasus. Berbeda dengan UFC, PFL, atau Bellator, ACA memiliki fokus pada pengembangan petarung lokal dengan menyediakan kompetisi berkualitas tinggi di Eropa Timur dan Asia Tengah. Meski tak sepopuler UFC, ACA dikenal karena kedalaman bakatnya dan memberikan kesempatan kepada petarung seperti Yusuf untuk bersinar tanpa tekanan eksposur global yang berlebihan. “ACA adalah tempat saya tumbuh. Di sini, saya belajar menjadi petarung sejati,” kata Yusuf.

Baca Juga:  Pep: Hampir Mustahil Gantikan De Bruyne

Namun, kesetiaannya pada ACA menimbulkan pertanyaan: mengapa Yusuf belum mencoba UFC, liga MMA terbesar di dunia? Jawabannya terletak pada komitmennya terhadap akar budayanya. “Saya ingin membawa nama Chechnya ke tingkat yang lebih tinggi dengan cara saya sendiri. Ketika waktunya tiba, saya akan ke UFC,” ujarnya dengan percaya diri.

Dalam perjalanan kariernya, Yusuf menghadapi banyak tantangan. Kekalahan berturut-turut di awal karier hampir membuatnya menyerah. Namun, dorongan dari pelatih dan keluarganya membuatnya bangkit. Pertarungannya melawan Abdul-Aziz Abdulvakhabov pada 2018 untuk memperebutkan gelar ACA menjadi titik balik. Dengan teknik grappling yang tajam dan mental baja, Yusuf memenangkan gelar tersebut, memperkuat posisinya sebagai salah satu petarung terbaik di kelas ringan.

Yusuf bukan hanya dikenal karena kehebatannya di atas ring, tetapi juga dedikasinya dalam mempersiapkan setiap pertarungan. Ia menjalani latihan enam hari seminggu dengan fokus pada cardio, grappling, dan striking. Diet ketat juga menjadi bagian dari rutinitasnya untuk memastikan tubuhnya selalu dalam kondisi prima. “Persiapan adalah segalanya. Ketika Anda melangkah ke ring, Anda harus merasa sudah memberikan segalanya,” katanya.

Di luar ring, Yusuf adalah sosok yang unik. Meski banyak petarung membangun citra sebagai pria keluarga, Yusuf lebih dikenal karena hubungan eratnya dengan komunitas Chechnya. Ia sering berbagi cerita tentang bagaimana semangat dan budaya Chechnya membentuk dirinya sebagai petarung. “Saya membawa semangat tanah kelahiran saya ke setiap pertarungan. Itu adalah identitas saya,” ujarnya.

Baca Juga:  Malut United Gagalkan Pesta Juara Persib di Ternate

Chechnya, wilayah kecil dengan sejarah panjang konflik, telah melahirkan banyak petarung berbakat. Selain Yusuf, nama-nama seperti Khamzat Chimaev, Magomed Ankalaev, dan Zubaira Tukhugov juga dikenal di dunia MMA. Yusuf, dengan gayanya yang khas dan pendekatan yang berbeda, menonjol di antara mereka. “Kami semua adalah petarung, tetapi setiap orang memiliki jalannya sendiri,” katanya.

Dengan rekornya yang mengesankan di ACA, Yusuf Raisov adalah salah satu nama besar di dunia MMA saat ini. Banyak pengamat percaya bahwa jika ia bergabung dengan UFC, ia akan langsung menjadi ancaman di divisi ringan. Namun, bagi Yusuf, perjalanan ini bukan hanya tentang gelar atau popularitas. “Saya ingin dikenal bukan hanya sebagai petarung, tetapi sebagai seseorang yang membawa nama Chechnya ke panggung dunia,” katanya.

Kisah Yusuf Raisov adalah tentang perjuangan, dedikasi, dan komitmen pada identitas. Dengan masa depan yang masih terbentang luas, ia terus menginspirasi generasi muda di Chechnya dan dunia untuk bermimpi besar dan bekerja keras untuk mencapainya. “Serigala tidak pernah takut. Begitu pula saya,” ujarnya, menutup wawancara dengan senyum penuh keyakinan. 

 

Back to top button