Intip Solusi RK-Suswono Atasi Rutinitas Tawuran Warga di Jaktim

Tawuran di kawasan Bassura, Jakarta Timur seakan sudah jadi ‘rutinitas’. Aksi ini terakhir terjadi pada Kamis (29/8/2024) dini hari, menimbulkan korban luka dari aparat kepolisian karena disiram air keras. Situasi menarik perhatian bagi pasangan calon Pilgub Jakarta, Ridwan Kamil (RK)-Suswono. Bacawagub Suswono menilai persoalan tawuran ini memiliki kaitan dengan urusan mental.
“Ya soal tawuran ini kan persoalan mental ya, spiritual gitu ya. Makanya nanti pendekatan kaitan dengan spiritual itu juga harus ditingkatkan. Karena problemnya itu kan, penghayatan kepada agama kan lemah kan pasti,” kata Suswono kepada wartawan saat mengunjungi warga di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Senin (9/9/2024).
Selain persoalan mental, dia juga meyakini faktor lingkungan ikut mempengaruhi. Dia mengatakan akan melakukan kajian terhadap faktor-faktor yang dinilai mempengaruhi seringnya tawuran di wilayah Jaktim.
“Pengen hidup nyaman bersama bersaudara gitu ya. Pada dasarnya kan itu. Kemudian aspek lingkungan ini yang kadang-kadang mempengaruhi itu. Nah faktor-faktor ini yang kita harus kaji. Banyak faktornya,” ujar dia.
Dia memastikan bakal turun langsung menangani persoalan ini. Dia meyakini dengan pendekatan yang dilakukan secara langsung akan menimbulkan dampak pencegahan terhadap tawuran khususnya di wilayah Jaktim.
“Itu tugas saya lah nanti. InsyaAllah, mudah-mudahan, dengan pendekatan-pendekatan yang baik ke mereka, tidak lagi ada tawuran di Jakarta,” tutur dia.
Sekadar catatan, pada Juli lalu, tawuran juga sempat pecah di Bassura, Jakarta Timur. Kala itu, Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengungkapkan tawuran terus terjadi karena warga saling dendam.
Nicolas mengatakan kedua kelompok warga di dua RW menghina satu sama lain. Hal tersebut menjadi pemicu tawuran di sana. “Pastinya itu saling dendam mendendam karena satu yang lain tidak saling tidak mengalah,” kata dia di Polda Metro Jaya, Senin (15/7/2024).
Ia mengungkapkan, kondisi ini terjadi sejak sembilan tahun lalu. Menurut informasi yang ia himpun dari sejumlah warga, ada provokator dari kalangan remaja yang menyulut emosi warga. Namun, provokator itu belum diketahui identitasnya bahkan ditangkap. Artinya, masalah aksi tawuran di wilayah ini tidak pernah terselesaikan. “Dari informasi yang kami peroleh, sudah sembilan tahun lalu,” kata Nicolas.