Langganan Tekor Triliunan Rupiah, DPR Malah Dorong Himbara Guyur Kredit ke Krakatau Steel

Wakil Ketua Komisi VI DPR Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio menyebut PT Krakatau Steel (Persero/KS) merugi triliunan rupiah per tahun. Anehnya, dia justru mendorong bank pelat merah atau Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) tak pelit kucurkan kredit.
Jelas risiko besar bagi Himbara untuk mengguyur kredit besar untuk emiten baja pelat merah bersandi KRAS itu, tak terpikir pak dewan?
“Kami melihat industri baja kita itu strategis, tetapi di balik itu merugi, merugi, dan merugi, bahkan sempat dikatakan bangkrut. Ini semua perlu di-support dari kebijakan pemerintah agar menjadi industri baja yang membanggakan,” ucap Eko dalam keterangan yang diterima di Jakarta, dikutip Minggu (8/3/2025).
Eko menyebut, industri baja seharusnya mendapat kebijakan yang mumpuni terkait persaingan impor untuk konsumsi baja nasional dan mendapatkan dukungan dari Himbara, meskipun pernah ada hal buruk yang terjadi antara PT Krakatau Steel dan Himbara.
“Dalam 10 tahun ke depan, negara kita sedang membangun, kebutuhan bajanya sangat banyak gitu lho. Tapi kenapa enggak diambil buah manis itu oleh industri baja nasional? Selain itu, Himbara juga harus berperan dalam menyokong Krakatau Steel untuk bisa bangkit kembali,” tuturnya.
Eko berharap, industri baja nasional harus mendapatkan perlindungan, bukan hanya business to business, tapi juga government to government.
Laporan keuangan perseroan per 30 September 2024, terjadi pembengkakan atas kerugian KRAS yang dipicu pos rugi operasi, rugi bersih dari entitas asosiasi dan ventura bersama dan rugi selisih kurs.
Pada periode 9 bulan pertama 2024, Krakatau Steel juga mencatatkan penurunan pendapatan usaha dari Rp1,26 triliun pada 9 bulan pertama 2023 menjadi Rp657,52 miliar pada kuartal III/2024. Namun demikian, perseroan berhasil menghemat beban pokok pendapatan dari Rp1,16 triliun tersisa menjadi Rp593,23 miliar pada kuartal III/2024.
Alhasil, perseroan dapat mengantongi laba usaha sebesar Rp64,29 miliar atau turun dari perolehan kuartal III/2023 sebesar Rp106,79 miliar. Untuk beban penjualan dan beban umum serta administrasi perseroan tercatat berhasil melakukan efisiensi dengan penurunan di kedua pos pengeluaran tersebut.