Market

Optimistis Ekonomi RI Masih Bisa 5 Persen, Sri Mulyani tak Percaya Ramalan IMF


Merespons Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025, dari 5,1 persen jeblok ke level 4,7 persen, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani tak percaya.

Tahun ini, Sri Mulyani masih optimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa minimal 5 persen, di tengah ketidakpastian global yang masih cukup tinggi. Terkesan dia menilai ada yang terlupa dari kajian IMF itu.

Di mana, IMF memangkas proyeksi ekonomi Indonesia pada tahun ini, hanya sebesar 0,4 persen. Sementara sejumlah negara yang intensitas perdagangan dengan AS lebih besar, proyeksi ekonominya justru jeblok lebih dalam.

Sebut saja, Thailand yang perekonomiannya terkoreksi 1,1 persen, Vietnam 0,9 persen, Filipina 0,6 persen, atau Meksiko 1,7 persen. Padahal, ketiga negara tersebut punya hubungan dagang dengan AS yang menerapkan tarif resiprokal ‘gila-gilaan’ lewat keputusan Presiden Donald Trump.   “Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan tetap akan mencapai sekitar 5 persen,” kata Sri Muyani dalam konferensi pers KSSK secara virtual, Jakarta, Kamis (24/5/2025).

Baca Juga:  Terungkap! Investasi Baterai LG Ternyata Diputus Pemerintah, Digantikan Huayou

Di tengah gempuran dinamika global, Sri Mulyani meyakini, pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal I-2025 masih cukup positif, meski belum diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS).

Alasannya, konsumsi bergerak positif ditopang konsumsi rumah tangga saat puasa dan lebaran. Ditambah belanja pemerintah berbentuk tunjangan hari raya (THR), bantuan sosial (bansos), dan insentif.

Selain itu, kata Sri Mulyani, keberlanjutan sejumlah proyek strategis nasional (PSN) di berbagai daerah, dan meningkatnya konstruksi properti swasta diperkirakan meningkatkan kinerja investasi. Sejauh ini, investasi swasta masih bertumbuh, keyakinan produsen yang terlihat pada aktivitas manufaktur Indonesia yang masih pada zona ekspansif.

Investasi khususnya non-bangunan tetap menopang pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari meningkatnya impor barang modal, terutama impor alat-alat berat. Ilustrasi kegiatan ekspor dan impor.

Baca Juga:  Buntut Pemadaman Listrik di Bali dan Bekasi, PLN Dituding Langgar Sejumlah UU dan PP

Sementara itu, kinerja ekspor Indonesia diperkirakan juga tetap baik didukung oleh ekspor non-migas yang meningkat pada Maret 2025 terutama komoditas crude palm oil (CPO), besi dan baja, serta mesin dan peralatan elektrik.

Tidak hanya itu, pemerintah juga aktif menjajaki potensi perluasan ekspor produk-produk unggulan di pasar ASEAN+, BRICS, dan di Eropa di tengah kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat. Dengan kondisi perekonomian domestik tersebut, dia optimistis ekonomi Indonesia akan berpeluang untuk terus tumbuh secara berkesinambungan

“Indonesia diperkirakan dapat mengendalikan dampak negatif ketidakpastian global dan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan serta memelihara momentum pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.

 

Back to top button