News

Israel Tiba-Tiba Gempur Tepi Barat, 9 Warga Palestina Tewas


Di tengah gencatan senjata yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, pasukan keamanan Israel (IDF) melancarkan serangan ke Kota Jenin, wilayah Tepi Barat Palestina, Selasa (21/1/2025). Gempuran yang didukung helikopter tempur itu menewaskan setidaknya sembilan warga Palestina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan ini sebagai ‘operasi militer besar-besaran dan signifikan’ yang bertujuan untuk melawan kelompok militan dukungan Iran.

Operasi militer ini diumumkan sehari setelah Presiden AS Donald Trump mencabut sanksi terhadap pemukim ultranasionalis Israel yang menyerang desa-desa Palestina.

Netanyahu menyatakan bahwa serangan ini merupakan langkah baru dalam ofensif melawan militan yang didukung Iran di wilayah Gaza, Lebanon, Suriah, Yaman, serta di Yudea dan Samaria-istilah yang digunakan Israel untuk Tepi Barat yang diduduki.

“Kami bertindak secara sistematis dan tegas melawan poros Iran di manapun mereka memperluas pengaruhnya,” kata Netanyahu, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (22/1/2025).

Operasi ini menyusul sejumlah penggerebekan besar-besaran yang telah dilakukan tentara Israel di Jenin selama beberapa tahun terakhir.

Baca Juga:  Prabowo: Ikatan Historis RITurki Terjadi Sejak Era Ottoman

IDF menyatakan bahwa operasi ini melibatkan tentara, polisi, dan dinas intelijen dalam upaya kontra-terorisme di Jenin, yang sebelumnya menjadi pusat aktivitas kelompok militan bersenjata seperti Hamas dan Jihad Islam, keduanya mendapatkan dukungan dari Iran.

post-cover
Sedikitnya sembilan warga Palestina tewas akibat serangan tiba-tiba yang dilancarkan militer Zionis Israel ke Kota Jenin, Tepi Barat, Selasa (21/1/2025). (Foto: Anadolu Agency) 

Hamas Beri Respons

Hamas, yang berbasis di Gaza, menyerukan warga Palestina di wilayah Tepi Barat untuk meningkatkan perlawanan mereka terhadap Israel. Rekaman video yang dibagikan di media sosial menunjukkan tembakan senjata berat saat pasukan keamanan Palestina mundur dari kamp pengungsi Jenin.

Layanan kesehatan Palestina melaporkan setidaknya sembilan warga tewas dan 35 lainnya terluka dalam serangan Israel yang berlangsung hingga malam hari. Sepekan sebelumnya, serangan udara Israel di kamp pengungsi Jenin menewaskan setidaknya tiga warga Palestina dan melukai banyak lainnya.

Sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober 2023, ratusan warga Palestina dan puluhan warga Israel telah tewas di Tepi Barat dan Israel, dengan ribuan warga Palestina ditahan dalam penggerebekan rutin Israel.

Baca Juga:  Kemlu RI Masih Terima 30 Pengaduan WNI Korban Penipuan Daring di Myanmar

Menteri Keuangan Israel yang pro-pemukim garis keras, Bezalel Smotrich, yang bertanggung jawab atas kebijakan Israel di Tepi Barat, menyatakan bahwa operasi ini merupakan awal dari ‘kampanye kuat dan berkelanjutan’ melawan kelompok militan untuk melindungi pemukiman dan pemukim.

Smotrich juga menyambut baik keputusan Trump untuk mencabut sanksi terhadap pemukim yang dituduh melakukan kekerasan terhadap warga Palestina.

Di hari-hari sebelum operasi militer di Jenin, warga Palestina melaporkan munculnya banyak pos pemeriksaan di seluruh wilayah Tepi Barat, di mana kekerasan meningkat sejak perang di Gaza dimulai.

Pada Senin (20/1/2025) malam, sekelompok pemukim Israel menyerang warga Palestina, menghancurkan mobil, dan membakar properti di desa al-Funduq, dekat Qalqilya, setelah tiga warga Israel tewas dalam penembakan di wilayah tersebut awal bulan ini.

“Di sini ada bengkel kayu tempat saya bekerja selama delapan tahun,” kata Abdulmalek Farajallah.

“Mereka membakarnya, juga bangunan dan mobil tetangga kami di sana. Tidak ada yang bisa berbuat apa-apa,” imbuhnya.

Baca Juga:  Gempa di Bogor Dipicu Aktivitas Sesar Citarik, Disertai Suara Gemuruh dan Dentuman

Militer Israel menyatakan telah membuka penyelidikan atas insiden tersebut, yang melibatkan puluhan warga sipil Israel, beberapa di antaranya mengenakan topeng.

Sikap Otoritas Palestina

Sementara itu, Otoritas Palestina mengutuk serangan pemukim di al-Funduq serta munculnya pos-pos pemeriksaan baru, yang mereka katakan bertujuan untuk ‘memecah-belah Tepi Barat’.

Dalam pernyataannya, kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan kepada pemerintahan baru AS untuk campur tangan dan menghentikan tindakan serta kebijakan Israel yang tidak akan membawa perdamaian dan keamanan bagi siapa pun.

Lebih dari 700.000 pemukim Israel tinggal di antara 2,7 juta warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, wilayah yang direbut Israel pada 1967. Sebagian besar negara menganggap pemukiman Israel di wilayah yang direbut dalam perang sebagai ilegal, meskipun Israel membantah hal ini dengan mengutip ikatan sejarah dan alkitabiah dengan tanah tersebut.

 

 

Back to top button