Kemendikdasmen Tegaskan Komitmen Perkuat Pendidikan Karakter, Ciptakan Sekolah Aman dan Ramah Anak


Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq menegaskan komitmen pemerintah dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan ramah bagi anak. Salah satu langkah utama yang ditempuh adalah melalui penguatan pendidikan karakter di satuan pendidikan.

Komitmen ini disampaikan Fajar dalam webinar bertajuk Stop Kekerasan: Masa Depan Perlindungan Guru dan Murid, yang digelar pada Senin (30/12/2024).

“Kami sadar ini memang bukan program baru. Di era Pak Nadiem (Makarim) dan Pak Muhadjir (Effendi), penguatan pendidikan karakter juga menjadi program utama. Namun, bagaimana intervensi dilakukan di level kebijakan itulah yang akan membuat cara kita mengatasi persoalan ini menjadi berbeda,” ujar Fajar.

Penguatan Pendidikan Karakter untuk Atasi Kekerasan

Menurut Fajar, penguatan pendidikan karakter menjadi langkah penting untuk mengatasi sejumlah persoalan di dunia pendidikan, terutama tingginya angka kekerasan fisik dan kekerasan seksual sepanjang tahun 2024. Ia juga menyoroti bahwa kelompok masyarakat menengah ke bawah lebih rentan menjadi korban kekerasan.

“Perundungan sering kali menimpa laki-laki, sementara dalam kasus kekerasan seksual, perempuan yang cenderung menjadi korban. Data-data ini harus menjadi dasar untuk menciptakan kebijakan yang lebih efektif,” ungkapnya.

Kesadaran Sosial sebagai Modal Penting

Fajar mengungkapkan, berdasarkan penelitian berbasis asesmen nasional pada tahun 2022, terdapat satu modalitas sosial penting yang ditemukan, yakni tingginya kesadaran pihak sekolah terhadap masalah kekerasan. Ia menilai kesadaran ini merupakan modal yang bisa dioptimalkan untuk mendorong perubahan di lingkungan pendidikan.

“Kesadaran yang tumbuh di lingkungan pendidikan memberikan peluang lebih besar untuk menggerakkan lebih banyak aktor dalam mengatasi kekerasan,” katanya.

Evaluasi Satgas dan Tim Pencegahan Kekerasan

Namun, Fajar menegaskan bahwa kesadaran saja tidak cukup. Diperlukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) serta Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan. Kedua elemen ini dinilai belum memberikan dampak signifikan dalam menurunkan angka kekerasan di lingkungan pendidikan.

“Kami sedang mengevaluasi efektivitas satgas-satgas ini. Kehadiran mereka harus memberikan dampak nyata dalam mencegah dan menangani kekerasan, sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan oleh siswa dan guru,” tuturnya.

Dengan langkah-langkah tersebut, Kemendikdasmen berharap dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih aman, ramah, dan inklusif. Upaya penguatan pendidikan karakter diharapkan tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga fondasi bagi generasi mendatang yang lebih berdaya.

Webinar ini menjadi momen refleksi akhir tahun yang penting untuk menegaskan kembali prioritas Kemendikdasmen dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari kekerasan dan diskriminasi.

 

Exit mobile version