Heru Budi Pastikan Anak Buahnya Mulai Bekerja Turunkan Angka Stunting

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memastikan jajarannya mulai bekerja menangani kasus stunting di ibu kota sesuai dengan hasil pertemuannya dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk menurunkan angka prevalensi stunting dari 14 persen menjadi 5 persen.
“Hasil pertemuan dengan Pak Menkes, hari ini dikoordinatori Pak Aspem (Asisten Pemerintahan), semua wali kota se-DKI mulai lurahnya, dan kepala dinas PPAPP serta Dinkes, turun untuk mengambil data-data yang konon stunting,” kata Heru di Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (2/2/2023).
Heru mengatakan, pendataan merupakan langkah pertama yang dilakukan jajaran Pemprov DKI untuk meneruskan misi yang disepakati dengan Menkes Budi.
“Kalau dia kurang gizi, anemia, kita intervensi sehingga lebih mudah ketika ibu hamil. Sekarang berjalan semua di seluruh kota,” ujar dia.
Walau demikian, Heru tetap mengimbau agar seluruh ibu hamil di Ibu Kota tetap menjaga kesehatan dan rutin memeriksa kehamilannya ke Puskesmas atau Posyandu terdekat.
“Begitu juga mengimbau kepada 140rb ibu hamil, yang hari ini terdata di dinkes, untuk segera ke puskesmas, kita cek,” terang dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Heru Budi meyakimi target penurunan angka prevalensi stunting Ibu Kota dari 14 persen menjadi 5 persen dapat terpenuhi.
Hal ini sebagaimana telah disepakati Heru dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam pertemuan keduanya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (1/2/2023).
“Saya rasa bisa. Insya Allah target itu tercapai. Terlihat di Cilincing mencapai 777 stunting, kita bisa langsung turunkan sebanyak 17 persen atau yang sudah lulus sebanyak 134 penderita stunting. Yang paling tinggi penyelesaiannya di Cilincing. Di Tanjung Priok yang sudah lulus sebanyak 81,” kata Heru.
Menurut Heru ada tiga strategi guna percepatan penanganan stunting di Ibu Kota. Pertama, melakukan sinkronisasi data stunting yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). “Tinggal dikombinasikan saja. Mungkin satu atau dua hari,” ujar Pj Gubernur Heru.
Langkah kedua, jajaran Pemprov DKI akan turun ke lapangan untuk memberikan tambahan gizi dan vitamin kepada warga yang berada di wilayah rawan stunting.
“Tadi saya memerintahkan kepada seluruh jajaran turun ke lapangan, bisa ke posyandu dan ke pelajar kelas 7 atau SMP diberikan makanan tambahan dan vitamin. Tadi sepakat setiap hari Rabu mereka ada makan bersama dan diberi tambahan vitamin,” terangnya.
Kemudian terakhir, pihaknya akan fokus memberikan pengawasan gizi dalam tiga periode penting (1) ibu saat hamil (2) bayi umur 6-11 bulan, dan (3) bayi usia 12-23 bulan.