Guru AS Disanksi Cuti setelah Diduga Menyebut Anak Palestina sebagai Ekstremis


Seorang guru sekolah umum di Pennsylvania diberi cuti setelah dilaporkan menyebut seorang siswa sekolah menengah Palestina-Amerika sebagai ekstremis. Sejak dimulainya perang Israel di Gaza terjadi peningkatan kebencian anti-Muslim, anti-Palestina, dan antisemit di AS.

Distrik Sekolah Central Dauphin mengatakan Sabtu (25/1/2025), mereka telah mengetahui tentang tuduhan bahwa guru tersebut membuat komentar merendahkan terhadap anak didiknya minggu lalu dalam sebuah program setelah sekolah.

“Guru yang terlibat dalam dugaan insiden tersebut sedang dalam cuti administratif sambil menunggu penyelidikan kami,” kata distrik tersebut dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa distrik tersebut tidak menoleransi ujaran rasis.

Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) mengatakan tuduhannya adalah bahwa guru tersebut telah mengatakan, “Saya tidak bernegosiasi dengan teroris,” ketika siswa Palestina Amerika tersebut meminta perubahan tempat duduk. Distrik dan CAIR tidak menyebutkan nama guru atau siswa tersebut. CAIR mengatakan bahwa mereka sedang berkomunikasi dengan orang tua anak tersebut.

Ada beberapa insiden muncul di AS terkait tindakan anti-Muslim atau anti-Palestina yang melibatkan anak-anak. Di antaranya upaya penenggelaman seorang gadis Palestina Amerika berusia 3 tahun di sebuah kolam renang di Texas dan penusukan yang mengakibatkan kematian seorang anak laki-laki Palestina Amerika berusia 6 tahun di Illinois.

Insiden lainnya termasuk penusukan seorang pria Amerika Palestina di Texas, pemukulan seorang pria Muslim di New York, serangan massa yang brutal terhadap pengunjuk rasa pro-Palestina di California, dan penembakan tiga pelajar Amerika Palestina di Vermont.

Sementara insiden yang menimbulkan kekhawatiran mengenai antisemitisme meliputi ancaman kekerasan terhadap orang Yahudi di Universitas Cornell yang berujung pada hukuman dan pemidanaan, rencana yang gagal untuk menyerang pusat Yahudi di Kota New York, dan serangan fisik terhadap seorang pria Yahudi di Michigan, seorang rabi di Maryland, serta dua mahasiswa Yahudi di universitas Chicago.

Exit mobile version