Sebagai bagian memperingati Bulan Peduli Autisme, komunitas Peduli ASD (Autism Spectrum Disorder) meluncurkan buku berjudul “Pada Suatu Hari, Perjuangan Keluarga Individu Autistik” di Sekolah Inklusi Tunas Global, Depok, Sabtu (19/4).
Buku ini memuat 10 kisah nyata perjuangan keluarga dalam mendampingi anak-anak dengan spektrum autisme, dan diharapkan menjadi inspirasi serta sumber edukasi publik tentang kehidupan individu autistik di Indonesia.
Salah satu kisah yang menonjol dalam buku ini adalah perjalanan Rahadian (Rian) Sakti Pradana, penyandang autisme yang berhasil menyelesaikan studi magister di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada Januari 2025.
Rian disebut sebagai individu autistik pertama di Indonesia yang menyandang gelar magister. Kini, ia bekerja sebagai pengajar anak dan remaja berkebutuhan khusus di Cimahi, dan bercita-cita melanjutkan studi doktoral di Australia.
Buku ini ditulis oleh Isti Anindya, pendiri Peduli ASD dan lulusan S2 serta S3 bidang autisme dari Universitas Indonesia, bersama jurnalis Sudrajat yang dalam dua tahun terakhir konsisten menulis isu-isu seputar autisme. Keduanya menyusun kisah-kisah tersebut berdasarkan wawancara langsung dengan para orang tua, disertai data ilmiah yang memperkaya narasi.
“Buku ini tidak hanya menghadirkan sisi emosional, tetapi juga edukasi berbasis sains tentang autisme. Tujuannya agar publik bisa memahami autisme secara lebih holistik,” ujar Isti dalam peluncuran buku.
Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND) Dr. Dante Rigmalia dalam pengantarnya menyebut buku ini sebagai “jembatan empati” yang memperlihatkan keberagaman tantangan dan keberhasilan yang dialami individu autistik dan keluarganya.
“Setiap kisah dalam buku ini membawa pembaca menyelami dinamika kehidupan keluarga autistik, serta menunjukkan pentingnya dukungan yang tepat dalam proses tumbuh kembang anak,” tulis Dante.
Buku ini juga memuat penjelasan ilmiah mengenai spektrum autisme, seperti karakteristik unik yang kerap muncul, pendekatan pengasuhan yang direkomendasikan, serta hasil penelitian terbaru dalam dunia neurodiversitas.
Sementara itu, Sudrajat berharap buku ini dapat memperluas pemahaman masyarakat tentang spektrum autisme dan membantu menghapus stigma.
“Kami ingin mengangkat suara para orang tua dan individu autistik yang seringkali tak terdengar. Ini adalah bentuk pengakuan atas perjuangan mereka,” ujarnya.
Peluncuran buku “Pada Suatu Hari” dihadiri oleh berbagai pihak, mulai dari aktivis pendidikan inklusif, orang tua, guru, hingga penyintas autisme.
Buku ini akan didistribusikan ke sekolah inklusi dan komunitas autisme di berbagai daerah serta tersedia secara daring.