Ototekno

Google Blokir 5,1 Miliar Iklan yang Diduga Jadi Modus Penipuan Sepanjang 2024


Google menyatakan telah memblokir 5,1 miliar iklan, menghapus 1,3 miliar halaman web, dan membatasi penayangan 9,1 miliar iklan yang dicurigai sebagai modus penipuan sepanjang 2024 lalu.

Sebagai perbandingan, Google memblokir lebih dari 5,5 miliar iklan dan mengambil tindakan terhadap 2,1 miliar halaman penerbit pada 2023.

Mengutip TechCrunch, Kamis (17/4/2025), Google menjelaskan bahwa dengan memanfaatkan model bahasa besar (large language model/LLM) dan tanda-tanda seperti penyamaran bisnis serta detail pembayaran ilegal, mereka berhasil menangguhkan sebagian besar akun pengiklan palsu sebelum iklan sempat ditayangkan.

Pada tahun lalu, raksasa mesin pencari itu meluncurkan lebih dari 50 peningkatan berbasis LLM untuk memperkuat sistem penegakan kebijakan keamanan di seluruh platformnya.

Baca Juga:  Resmi! Nintendo Switch 2 Siap Rilis Global 5 Juni, Ini Bocoran Game dan Spesifikasinya

“Model AI ini sangat penting bagi kami dan telah memberikan peningkatan yang luar biasa, tapi kami tetap melibatkan manusia dalam setiap proses,” kata General Manager Ads Safety Google Alex Rodriguez.

Ia menjelaskan bahwa Google membentuk tim khusus yang terdiri atas lebih dari 100 ahli dari berbagai divisi, termasuk tim Ads Safety, Trust and Safety, serta peneliti dari DeepMind.

Menurut Rodriguez, tim ini menganalisis iklan deepfake dengan modus penyamaran menjadi tokoh publik dan mengembangkan langkah-langkah teknis untuk merespons tindakan penipuan tersebut.

Tahun lalu, Google memperkenalkan lebih dari 30 pembaruan kebijakan iklan dan penerbit serta langkah teknis lainnya. Inisiatif ini diklaim berhasil membuat lebih dari 700 ribu akun pengiklan bermasalah ditangguhkan dan menurunkan laporan iklan deepfake hingga 90 persen.

Baca Juga:  Kebijakan Tarif AS Bikin Raksasa Otomotif Jepang Cemas, Honda Paling Terdampak

Di AS saja, Google mengatakan telah menangguhkan 39,2 juta akun pengiklan dan menghapus 1,8 miliar iklan selama 2024. Pelanggaran utama mencakup penyalahgunaan jaringan iklan, pelanggaran merek dagang, klaim kesehatan yang menyesatkan, iklan yang dipersonalisasi, dan pemalsuan identitas.

India, sebagai negara berpenduduk terbanyak dan pasar internet terbesar kedua di dunia setelah China, mencatat 2,9 juta akun pengiklan ditangguhkan dan 247,4 juta iklan dihapus.

Lima pelanggaran kebijakan tertinggi di India meliputi layanan keuangan, penyalahgunaan merek dagang, penyalahgunaan jaringan iklan, iklan personalisasi, serta perjudian dan permainan.

Dari total akun yang ditangguhkan, 5 juta di antaranya dilakukan karena pelanggaran terkait penipuan. Secara keseluruhan, Google menghapus hampir setengah miliar iklan yang berkaitan dengan penipuan.

Baca Juga:  Mobil Esemka Mangkrak, Jokowi Diseret ke Pengadilan

 

Back to top button