Arena

PSSI Sibuk Rekrut Pelatih Mahal untuk Timnas, Klub Liga 1 Merintih Kesulitan Finansial


Di tengah hiruk-pikuk pencarian pelatih baru untuk Timnas Indonesia, klub-klub Liga 1 justru menghadapi tantangan finansial yang semakin berat. Sementara PSSI sibuk menyusun strategi dan negosiasi untuk merekrut kandidat pelatih utama, seperti Patrick Kluivert, beberapa klub besar Liga 1 melaporkan kerugian signifikan yang mengancam stabilitas operasional mereka.

PSSI Prioritaskan Timnas, Klub Merugi

PSSI saat ini fokus mencari pengganti Shin Tae-yong, dengan nama-nama besar seperti Patrick Kluivert masuk radar. Proses ini bahkan melibatkan anggaran besar, termasuk biaya kontrak pelatih yang diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Sayangnya, perhatian terhadap klub-klub Liga 1 yang menjadi tulang punggung kompetisi domestik tampaknya terabaikan.

Padahal, Presiden Borneo FC, Nabil Husein Said Amin, sudah secara terbuka menyebut bahwa mengelola klub sepak bola di Indonesia lebih sering merugi dibandingkan menguntungkan. 

“Industri sepak bola kita belum sehat, klub banyak yang kehilangan uang,” katanya dalam wawancara terbaru.

Hal serupa juga terjadi pada PSIS Semarang. CEO PSIS, Yoyok Sukawi, mengungkapkan bahwa klubnya menghadapi tekanan besar untuk menjaga operasional tetap berjalan. 

“Kami mencoba bertahan dengan berbagai cara, seperti sponsorship dan penjualan merchandise, tapi tantangan ini luar biasa berat,” ujar Yoyok seperti dikutip dari Inilah Jateng.

Kerugian Fantastis Bali United

Laporan keuangan PT Bali Bintang Sejahtera Tbk, perusahaan pengelola Bali United, menunjukkan bahwa klub tersebut mencatatkan kerugian hingga Rp69,8 miliar pada semester pertama 2024. Ini menjadi cerminan betapa seriusnya masalah finansial yang dihadapi klub-klub Liga 1, meskipun Bali United dikenal memiliki ekosistem bisnis yang lebih maju dibandingkan klub lain.

Baca Juga:  BAC 2025 Nol Gelar, Taufik Hidayat: Atlet Mau Apa Lagi, Duit Sudah, Fasilitas Oke

PSSI dihadapkan pada dua realita: mempersiapkan tim nasional untuk mencapai target besar seperti Piala Dunia 2026, dan mendukung stabilitas keuangan klub-klub domestik. Sayangnya, perhatian lebih besar tampaknya diberikan pada proyek ambisius tim nasional, sementara klub-klub Liga 1 dibiarkan bertahan sendiri di tengah kesulitan.

Klub-klub Liga 1 berharap PSSI tidak hanya fokus pada proyek jangka pendek seperti pelatih timnas, tetapi juga memberikan dukungan nyata terhadap kelangsungan industri sepak bola domestik. Dari subsidi liga, penguatan hak siar, hingga pendampingan bisnis klub, langkah-langkah konkret sangat dibutuhkan.

Back to top button