News

Gelombang PHK, Maskapai Murah AS Rumahkan 1.750 Pegawai


Maskapai berbiaya rendah (low-cost carrier) AS, Southwest Airlines, mengaku telah memangkas sekitar 15 persen pekerjaan korporat atau sekitar 1.750 orang pegawai.

Southwest Airlines mengatakan mereka berharap bisa melakukan penghematan dari pemangkasan sebesar US$210 juta (Rp3,4 triliun) tahun ini dan sekitar US$300 juta pada tahun 2026.

PHK sebagian besar akan dilakukan pada akhir kuartal kedua dan mencakup beberapa posisi kepemimpinan senior.

“Keputusan ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah 53 tahun kami, dan perubahan mengharuskan kami membuat keputusan yang sulit,” kata CEO Southwest Airlines Bob Jordan, dalam siaran persnya, seperti dikutip CNBC International, dikutip Selasa (18/2/2025).

“Kami berada pada momen penting saat kami mengubah Southwest Airlines menjadi organisasi yang lebih ramping, lebih cepat, dan lebih gesit,” imbuhnya.

Baca Juga:  Polisi Selidiki Kematian Wartawan Online di Hotel DParagon Jakbar

Keputusan Southwest Airlines untuk memangkas jumlah pegawai muncul beberapa bulan setelah penyelesaian dengan investor aktivis Elliott Investment Management, yang memenangkan lima kursi dewan direksi perusahaan.

Perusahaan itu juga mendesak agar Jordan digantikan sebagai CEO, meskipun tidak berhasil.

Langkah-langkah pemangkasan biaya terbaru di Southwest Airlines termasuk pembekuan perekrutan, penghentian sementara program magang, dan diakhirinya ‘rapat umum’ pembentukan tim, tradisi perusahaan yang sudah ada sejak 1985. Southwest Airlines juga secara agresif memangkas rute yang tidak menguntungkan.

Tahun lalu, Southwest Airlines menguraikan rencana untuk meningkatkan laba yang mencakup membuang model tempat duduk terbuka yang sudah berusia lebih dari 50 tahun demi kursi yang ditentukan dan menciptakan bagian dengan ruang kaki ekstra.

Baca Juga:  Kemenkes-Kemendikti Saintek akan Rombak Sistem Pendidikan Kedokteran

Southwest Airlines juga baru-baru ini meluncurkan penerbangan malam untuk pertama kalinya.

“Kita harus memastikan bahwa kita mendanai pekerjaan yang tepat, mengurangi upaya duplikasi, dan memiliki struktur organisasi ramping yang mendorong kejelasan, kecepatan, dan urgensi,” kata Jordan, dalam memonya kepada karyawan, Senin (17/2/2025).

PHK tersebut akan berlaku pada akhir April, ucap Jordan, seraya menambahkan bahwa sebagian besar pegawai yang terkena dampak tak akan bekerja tetapi akan tetap menerima gaji, tunjangan, dan bonus hingga saat itu.
 

Back to top button