Foto: Pementasan Teater bertajuk Sudamala: Dari Epilog Calonarang
Didik Setiawan
Pemeran teater mementaskan Sudamala: Dari Epilog Calonarang pada media preview di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Jumat (9/9/2022).
Kisah yang berakar dari karya sastra kembali menarik hati Happy Salma untuk mengangkatnya ke pentas teater modern melalui Titimangsa bersama aktor Nicholas Saputra dan www.indonesiakaya.com, menghadirkan produksi ke-59 pementasan teater yang bertajuk “Sudamala: Dari Epilog Calonarang.”
Sudamala merupakan pementasan yang terinspirasi dari pentas tradisi Bali yang berakar dari sastra, yaitu cerita “Calonarang.” Sudamala sendiri berasal dari kata ?uddha yang berarti bersih, suci, atau bebas dari sesuatu; dan mala yang bersinonim dengan cemar, kotor, atau tak-murni. Singkat kata, Sudamala merupakan upaya untuk menghilangkan yang cemar dari kehidupan kita.
Seperti tajuknya, pementasan Sudamala ini diambil dari epilog kisah Calonarang. Nicholas Saputra, selaku co-producer pementasan ini, mengatakan bahwa cerita Calonarang ini kerap dipentaskan dalam teater tradisional di Bali pada berbagai ritual, terutama ritual pembersihan dan acara hajatan.Pementasan Sudamala: Dari Epilog Calonarang merupakan karya kolaborasi antara 80 orang seniman dan maestro Bali juga kota lainnya.Sudamala menceritakan kisah Walu Nateng Dirah, seorang perempuan yang memiliki kekuatan dan ilmu yang luar biasa besar.Kekuatan Walu Nateng Dirah itu juga membuatnya ditakuti banyak orang, bahkan Raja Airlangga yang berkuasa di Kerajaan Daha kala itu pun ikut dibuat resah karenanya.Takut pada kekuatan Walu Nateng Dirah, tak banyak pemuda yang berani mendekati putri semata wayangnya, yaitu Ratna Manggali. Kecewa karena hal itu, Walu Nateng Dirah sangat mengekspresikan kepedihannya dengan menebar berbagai wabah.Luka hatinya itu akhirnya sementara terobati, setelah Ratna Manggali menikah dengan Mpu Bahula.Kehidupan pernikahan ini ternyata dicederai Mpu Bahula. Ia yang ternyata adalah utusan pendeta kepercayaan Raja Airlangga, mengambil pustaka sakti milik Walu Nateng Dirah yang akhirnya jatuh ke tangan Mpu Bharada. Walu Nateng Dirah kecewa dan murka, kemurkaanya lalu menimbulkan wabah yang menyengsarakan banyak orang.Setelah Mpu Bharada mengenali ilmu yang dimiliki Walu Nateng Dirah, Ia lantas menantang Walu Nateng Dirah untuk beradu ilmu, agar dapat menuntaskan bencana dan wabah yang melanda.Sudamala merupakan pertunjukan terbesar yang kami lakukan di Titimangsa. Kami menyatukan akademisi dengan para pelaku seni yang terlibat dalam pementasan ini, untuk membuat Sudamala ini tak kehilangan unsur tradisinya, tapi juga tetap relevan dengan kondisi zaman.
Pementasan teater bertajuk Sudamala: Dari Epilog Calonarang digelar pada 10-11 September 2022 di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta.