Krisis Anak Berkaca Mata Minus Semakin Meningkat, Bagaimana Pencegahannya?

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak anak yang menyipitkan mata saat melihat papan tulis, berjuang dengan penglihatan jarak jauh yang kabur, dan menghabiskan waktu berjam-jam terpaku pada layar. Ini berarti terjadi krisis miopia pada anak-anak.
Miopia, juga dikenal sebagai rabun jauh, menjadi semakin umum di antara anak-anak. Apa sebenarnya yang menyebabkan miopia, dan bagaimana cara mengelolanya atau lebih baik lagi, mencegahnya?Â
Mengutip Times of India, Dr. Kavita Vadi, Konsultan Dokter Mata & Kepala, Layanan Klinis di Rumah Sakit Mata Dr. Agarwals di Mysore, India mengungkapkan beberapa hal penting yang perlu diketahui orang tua. Terutama bagaimana miopia berkembang, dan apa yang dapat dilakukan untuk melindungi penglihatan anak-anak.
Apa Sebenarnya Miopia?
Miopia, yang umumnya dikenal sebagai rabun dekat di mana seseorang melihat objek jarak dekat dengan jelas sedangkan yang jauh tampak kabur. Ini karena salah satu kesalahan refraksi yang paling umum, biasanya dimulai pada masa anak-anak dan berlanjut hingga remaja.
Ada beberapa faktor risiko miopia di antaranya, genetika atau riwayat keluarga. Risiko genetik lebih tinggi jika kedua orang tua miopia. Bisa juga karena aktivitas berkepanjangan seperti membaca atau menggunakan perangkat digital. Selain itu aktivitas luar ruangan yang berkurang terutama selama masa anak-anak, paparan alam dan sinar matahari.
Melakukan aktivitas dengan pandangan jarak dekat dan menghabiskan waktu di depan layar dalam waktu lama bisa menjadi faktor pemicu. Pada orang dewasa, hal ini akan menyebabkan kelelahan visual, hingga sakit kepala.
Ada beberapa tanda atau gejala awal yang harus diwaspadai untuk mendeteksi miopia sejak dini. Misalnya, penglihatan kabur saat melihat objek jauh atau papan tulis, menyipitkan mata saat anak mencoba untuk fokus pada objek jauh, sering menggosok mata sebagai tanda ketegangan penglihatan atau ketidaknyamanan serta memegang benda dekat dengan wajah.
Beberapa pilihan pengobatan bisa dilakukan untuk mengelola atau memperlambat perkembangan miopia. Misalnya dengan kacamata korektif atau lensa kontak, atau ortokeratologi (lensa Ortho-K) atau menggunakan lensa kontak di malam hari untuk membentuk kembali kornea. Ada juga tetes mata Atropin dosis rendah yang terbukti secara klinis membantu memperlambat perkembangan. Â
Kacamata multifokal juga membantu memperlambat perkembangan. Sementara perubahan gaya hidup juga dapat membantu dengan lebih banyak aktivitas luar ruangan dan pengaturan penggunaan waktu layar.
Dapatkah Miopia Disembuhkan?
Miopia adalah kondisi seumur hidup. Tidak dapat dikembalikan tetapi dapat diperbaiki misalnya, dengan prosedur LASIK pada orang dewasa dan diobati pada anak-anak dengan kacamata sekaligus mencegah perkembangannya.
Ada beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan orang tua untuk mengurangi risiko miopia pada anak. Misalnya dengan mendorong anak bermain di luar ruangan setiap hari 90–120 menit, membatasi waktu layar dan memastikan istirahat dengan aturan 20-20-20, menyediakan ruang yang terang untuk belajar serta memastikan pemeriksaan mata tahunan, bahkan jika tidak ada gejala.
Miopia, kelainan refraksi utama pada anak-anak, memerlukan kebiasaan perawatan mata yang baik, intervensi dini, dan tindak lanjut. Intervensi ini merupakan kemajuan penting dalam perawatan dan kesadaran mata anak-anak.