
INILAHSULSEL.COM, MAMUJU – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Bahtiar Baharuddin bersama seluruh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat, melaksanakan salat Idul Adha di Anjungan Pantai Manakarra Kabupaten Mamuju, Senin (17/6/2024)
“Ini wujud nyata makna Idul Adha penuh kebersamaan, saling memaafkan dan memperkuat ukhuwah Islamiah. Ini juga bentuk persatuan kesatuan aparat dengan masyarakat Sulbar,” ujar Bahtiar.
Pada momentum Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah itu, Bahtiar mengajak seluruh masyarakat di Sulbar untuk ikut berkurban
Dia juga mengajak seluruh masyarakat, khususnya umat Islam di Sulbar agar merayakan Idul Adha dengan penuh hikmat dan suka cita.
Pada pelaksanaan hari raya Idul Adha 1425 Hijriah di Sulbar, sebanyak 514 ekor sapi dan 39 ekor kambing akan didistribusikan kepada masyarakat di Kabupaten Mamuju.
Hewan-hewan kurban tersebut merupakan bantuan dari berbagai pihak, diantaranya Pemprov Sulbar sebanyak 15 ekor sapi, Pemkab Mamuju sebanyak 33 ekor sapi, Kanwil Kemenag Sulbar 15 ekor sapi dan Baznas Provinsi Sulbar sebanyak sembilan ekor sapi.
Bertindak sebagai khatib pada pelaksanaan shalat Idul Adha tersebut, Jurairi Tahir, Ketua Tim Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kementerian Agama Sulbar dengan materi khutbah Makna Kepatuhan.
Dalam khutbahnya, Jurairi Tahir mengajak seluruh umat Islam, baik yang sudah berstatus haji, yang sedang melaksanakan ibadah haji dan akan berhaji untuk melepaskan diri dari tiga hal, yakni berkata yang menyakiti orang lain. Kemudian, tidak bangga dengan perilaku sombong, serta senantiasa tidak berdebat pada hal-hal yang tidak bermanfaat.
Khatib juga mengajak seluruh umat Islam, untuk bercermin pada peristiwa agung Idul Adha, dimana dua hamba Allah yang saleh dan dibanggakan Tuhan, rela berkorban karena kepatuhannya, yakni Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS.
Nabi Ibrahim kata Jurairi Tahir, menjadi sosok yang menggambarkan kepatuhan tanpa syarat, sementara Nabi Ismail memberikan teladan terhadap kesabarannya, juga tanpa syarat.
“Sosok Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim juga menunjukkan keikhlasannya pada skenario ibadah kurban, yang rela mengorbankan anak semata wayangnya untuk disembelih sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, sekalipun pada ujung cerita digantikan dengan seekor domba,” terangnya.
Khatib mengajak seluruh umat Islam, khususnya yang ada di Sulbar untuk dapat meneladani kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dalam kehidupan sehari-hari.