News

Dugaan Hasto Alihkan Isu Lewat Hoaks Felicia Gugurkan Anak Kaesang, Ini Kata PDIP


Pertemuan antara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dengan Felicia Tissue, mantan kekasih Ketum PSI Kaesang Pangarep, kembali jadi sorotan usai muncul kabar bohong yang menyebut bahwa Felicia sempat dipaksa gugurkan kandungannya oleh anak bungsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) itu.

Kabar hoaks ini diembuskan oleh pengguna X (Twitter) @deesajaa. Dalam unggahannya itu, pemilik akun meminta PDIP segera ungkap dan sebarkan perbuatan jokowi dan iriana memaksa membunuh bayi karya kaesang pada pacarnya. Biar seluruh dunia tahu, betapa bengisnya manusia dari Solo itu. Demikian bunyi unggahan.

Mencuat dugaan akun tersebut bagian dari barisan pendengung alias buzzer yang dikumpulkan kubu Hasto untuk menciptakan narasi tandingan dan pengalihan isu, rangkaian dari serangan balik Hasto atas status tersangka di kasus suap Harun Masiku. Benarkah?

Ketika dikonfirmasi, politikus sekaligus juru bicara PDIP, Mohammad Guntur Romli membantah beredarnya kabar hoaks Felicia Tissue yang tengah hamil anak dari mantannya, Kaesang Pangarep diembuskan oleh para pendukung Hasto. “Maaf ya, PDI Perjuangan tidak tertarik mengurusi masalah pribadi orang,” kata Guntur saat dihubungi Inilah.com, Jakarta, Selasa (31/12/2024).

Ia menjelaskan, justru saat ini banyak warga atau mungkin buzzer yang menyerang PDIP khususnya Hasto. Terlebih, Hasto baru saja ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Kalau anda lihat di akun-akun seperti intel imut dan partai socmed, malah orang-orang PDIP yang diserang secara personal, khususnya Mas Hasto dan Mas Andi Widjajanto,” tuturnya.

Baca Juga:  Penuh Sampah dan Jembatannya Berlubang, Tebet Eco Park tak Lagi Jadi Kebanggaan Warga Jakarta

Dikaitkannya Hasto, karena ‘anak emas’ Ketum Megawati Soekarnoputri sempat bertemu dengan Felicia dan ibunya beberapa waktu lalu. Guntur menegaskan pertemuan Hasto dengan Felicia justru lebih membahas dugaan kasus yang lebih besar. Namun, dia masih menunggu waktu yang tepat untuk diungkap.

“Pertemuan Mas Hasto dan Felecia tidak bahas masalah personal, bukan masalah cinta-cintaan. Tapi ada dugaan kasus yang lebih besar terkait masalah bangsa. Nanti saja (diungkap),” ucap Guntur.

Di sisi lain, ibu dari Felicia Tissue, Meilia Lau, tidak terima dan membantah kabar burung itu. Ia menegaskan, bahwa kabar putrinya pernah hamil anak Kaesang Pangarep dan dipaksa untuk membunuh adalah kabar hoax. Bantahan itu disampaikan Meilia Lau dalam unggahan Instagram pada Sabtu (28/12/2024).

“Berita ini sangat-sangat keji dan tidak bermoral! Menyebarkan berita/cerita yang tidak bemar dan tidak berdasarkan fakta adalah sebuah kebohongan,” tulisnya, dilihat Selasa (31/12/2024)

Meilia menilai, berita tersebut dibuat untuk merusak nama baik Felicia Tissue maupun keluarganya demi kepentingan sepihak atau golongan. “Saya sebagai seorang ibu yang mempunyai hak penuh untuk melindungi anak-anak saya dari segala hal tersebut di atas sangat menyayangkan adanya berita/cerita-cerita kebohongan tersebut,” katanya lagi.

Meilia Lau pun menegur kepada para oknum yang menyebarkan berita itu untuk segera menghapus postingannya. “Siapapun yang merancang/membuat cerita kebohongan diatas dan menyebarluaskan hendaknya menjadi teguran untuk menghapus semuanya,” kata Meilia dalam postingannya.

Baca Juga:  Ancol Diguyur Hujan, Pengunjung Diminta tak Berenang di Pantai

Pertemuan Felicia dan Hasto

Hasto sempat mengabarkan dirinya hadiri undangan pertemuan dengan Felicia Tissue dan ibunya. Dalam pertemuan ini, diklaim mereka saling bertukar informasi berharga. Meski tidak menyebutkan secara jelas bentuk informasi yang diterima Felicia, Hasto menyampaikan mantan pacar Kaesang itu mencari keadilan.

“Saya dihubungi karena dari Ibu Mei, mamanya Felicia, menghubungi saya dan mengatakan bahwa ketika keluarganya menjadi korban, maka mereka mengalah dan hanya memohon ia diberikan keadilan,” kata Hasto di Sekolah PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024).

Menanggapi pertemuan ini, Ketua DPP PDIP Puan Maharani menegaskan pertemuan itu adalah agenda pribadi. Dia tak mau jika kepentingan pribadi Hasto dikaitkan dengan partai banteng moncong putih.

“Harus dibedakan ya, ini pertemuannya adalah Pak Hasto sebagai pribadi ataukah kemudian sebagai Sekjen,” kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Soal klaim Hasto bertukar informasi ihwal dugaan gratifikasi, Puan meminta publik tanyakan langsung ke yang bersangkutan. Ia lagi-lagi menekankan, pertemuan tersebut tak ada urusannya dengan partai, tetapi kepentingan pribadi Hasto. “Ya, tanya ke Pak Hasto, kan yang bertemu Pak Hasto,” kata dia.

Dugaan Himpun Buzzer

Setelah sesumbar klaim miliki video pejabat dan petinggi negara korup, ‘anak emas’ Ketum Megawati Soekarnoputri itu juga diduga mengerahkan tim pendengung alias buzzer untuk membuat narasi tandingan di jagat maya.

Baca Juga:  Mahasiswi Unram NTB Dirudapaksa saat Kesurupan di Kosan, Ini Kronologinya

Diduga para buzzer dikumpulkan dalam satu grup WhatsApp, bernama ‘Bukan Mulyono’. Beredar juga tangkapan layar berisikan percakapan soal arahan isu apa saja yang wajib didengungkan, lengkap dengan upah kerja untuk mereka.

Dilihat Inilah.com Selasa (31/12/2024), dalam percakapan itu, akun bernama ‘Boss’ beri arahan ke para buzzer untuk membuat konten di media sosial. Kontennya itu soal tuduhan Hasto sebagai tersangka yang mana merupakan pengalihan isu kenaikan PPN 12 persen.

“Malam teman-teman. Angkat isu PPN 12 persen sebagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Mulyono. Tuduhkan bahwa Hasto menjadi tersangka untuk mengalihkan perhatian dari isu PPN 12 persen,” tulis pesan tersebut.

‘Boss’ juga meminta para buzzer untuk membangun Narasi bahwa kasus Hasto adalah bentuk kriminalisasi yang dilakukan atas perintah Mulyono–Presiden ke-7 RI Joko Widodo–kepada Presiden RI Prabowo Subianto.

Upah dari konten yang dibuat para buzzer pun beragam, menyesuaikan jumlah pengikut di media sosial. Dihargai mulai dari Rp350.000 sampai ke angka Rp5.000.000 per unggahan di platform X (Twitter) dan Instagram. Para buzzer yang bersedia menjalankan misi juga diwajibkan memiliki akun TikTok.

Diwajibkan juga para buzzer untuk berinteraksi di kolom komentar. Bayaran untuk komentar dihargai Rp1.000 untuk satu komentar dengan akun bebas atau tidak ada kriteria khusus. “Hanya menerima akun organik (bukan suntikan atau followers palsu),” tulis keterangan catatan penting di percakapan itu.

Back to top button