Kanal

Mengenal Layer-2 Ethereum dan Penggunaannya di Dunia Kripto

Kenaikan harga Ethereum tidak selalu menjadi berita baik, terutama untuk pihak-pihak yang menggunakan jaringannya. Hal ini dikarenakan harga Ethereum biasanya berdampak pada biaya gas yang dibutuhkan untuk kebutuhan transaksi di jaringan Ethereum, baik transaksi jual-beli NFT ataupun transaksi untuk validasi pengguna di suatu aplikasi terdesentralisasi (dApps).

Untuk mengatasi masalah ini, salah satu solusi yang ditawarkan adalah penggunaan jaringan Layer-2 pada Ethereum. Apa itu Layer-2 Ethereum? Berikut artikel yang akan membahas lebih dalam mengenai konsep tersebut.

Apa Itu Layer-2 Ethereum?

Layer-2 Ethereum adalah solusi atau protokol yang dibangun di atas blockchain utama Ethereum untuk meningkatkan efisiensi transaksi dan scalability Ethereum.

Layer-2 Ethereum bukanlah bagian dari Ethereum Foundation, tetapi merupakan pihak ketiga terpisah yang membuat protokol masing-masing yang didesain untuk mengatasi permasalahan utama Ethereum: yakni biaya gas yang mahal dan kapasitas transaksi yang cenderung lebih kecil.

Meskipun Layer-2 Ethereum terpisah dari blockchain Ethereum, lapisan ini masih tetap tunduk pada mekanisme dan aturan yang berlaku di Ethereum, termasuk mekanisme konsensus yang digunakan untuk memvalidasi transaksi serta standar keamanan yang berlaku.

Layer-2 Ethereum biasanya bisa dikategorikan menjadi dua macam dari segi cara kerjanya, yakni:

Optimistic Rollups

Optimistic Rollups adalah solusi yang memproses transaksi off-chain dan menggabungkannya menjadi satu kelompok (batch) yang kemudian dikirimkan ke blockchain Ethereum utama (Layer-1). Sebutan “optimistic” datang dari asumsi bahwa transaksi yang dikirimkan valid dan tidak curang, kecuali jika ada bukti sebaliknya.

Baca Juga:  Pengaruh Efisiensi Anggaran 2025 Terhadap Sektor Pariwisata

Zero-knowledge Rollups

Zero-knowledge rollups, biasa juga dikenal dengan ZK-Rollups, adalah teknik yang menggabungkan sejumlah transaksi off-chain menjadi satu kelompok dan menghasilkan bukti kriptografi (disebut zk-SNARK atau zk-STARK) yang menunjukkan bahwa transaksi tersebut valid. Bukti ini kemudian dikirimkan ke Layer-1 Ethereum, yang memungkinkan jaringan untuk memverifikasi validitas transaksi tanpa memproses setiap transaksi satu per satu.

Apa Perbedaan Layer-1 Ethereum dan Layer-2 Ethereum?

Layer-1 Ethereum merujuk pada blockchain utama Ethereum itu sendiri, termasuk semua protokol dasar dan aturan yang mengatur jaringan. Layer-1 bertanggung jawab untuk konsensus, keamanan, dan penyimpanan data transaksi. Lapisan ini juga adalah lapisan di mana transaksi dan smart contracts diproses secara langsung di blockchain Ethereum.

Sehingga, meskipun masing-masing Layer-2 Ethereum melakukan transaksi terpisah, pada akhirnya proses tetap terjadi di Layer-1. Hanya saja, Layer-2 berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh Layer-1 Ethereum, yakni biaya gas yang mahal dan jumlah transaksi per detik yang cenderung lebih rendah.

Perbedaan dari segi kedua aspek tersebut bisa sangat signifikan antara Layer-1 dan Layer-2. Umumnya, Layer-1 Ethereum bisa mengenakan hingga puluhan dolar per transaksi dengan jumlah maksimal transaksi per detik yang tidak melebihi dua digit, sedangkan Layer-2 Ethereum bisa memproses ribuan transaksi per detik dengan harga yang bahkan tidak mencapai satu Dolar Amerika Serikat per transaksi.

Baca Juga:  Mitos Kemajuan

Apa Saja Contoh Layer-2 Ethereum?

Layer-2 Ethereum biasanya dibagi menjadi dua kategori berdasarkan penggunaannya. Adapun kategori tersebut adalah berikut ini.

Layer-2 Ethereum Universal

Lapisan Ethereum jenis ini mampu menawarkan fungsi dan interface yang serupa dengan Layer-1 Ethereum. Bagi pengembang yang sudah terbiasa menggunakan Ethereum Mainnet, tidak akan butuh waktu lama untuk terbiasa menggunakan Layer-2 Ethereum jenis ini.

Kebanyakan solusi Layer-2 Ethereum menggunakan model optimistic roll-ups, seperti Arbitrum One, Optimism, Boba Network, dan Base. Meskipun begitu, ada juga beberapa solusi yang menggunakan ZK-Rollups seperti Starknet dan zkSync.

Layer-2 Ethereum Aplikasi Tertentu

Layer-2 jenis ini didesain untuk memberikan performa tambahan untuk penggunaan tertentu. Tiga contoh yang cukup dikenal luas adalah Loopring, Aztec, dan ZKSpace. Ketiga jaringan ini sama-sama menggunakan ZK-Rollups.

Loopring menawarkan keamanan di setara Ethereum dengan harga yang jauh lebih rendah, sedangkan Aztec merupakan jaringan Layer-2 Ethereum pertama yang mampu digunakan secara rahasia. ZKSpace memberikan akses ke tiga platform sekaligus dalam jaringannya: pasar NFT online bernama ZKSea, jasa pembiayaan bernama ZKSquare, dan decentralized exchange (DEX) bernama ZKSwap.

Apa Kelemahan Layer-2 Ethereum Dibandingkan Layer-1?

Tidak dapat dipungkiri bahwa Layer-2 Ethereum umumnya tidak memiliki tingkat keamanan yang setinggi Layer-1 Ethereum. Salah satu isu yang menyebabkan hal ini adalah kecenderungan sentralisasi jaringan, yang dihindari sedemikian rupa oleh Ethereum. Prinsip blockchain kripto yang lebih condong ke desentralisasi biasanya tidak bisa diaplikasikan penuh di Layer-2 karena kebutuhan kecepatan transaksi.

Baca Juga:  INFOGRAFIS: Tarif Trump Ditunda, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Akibatnya, proses transaksi pada jaringan Layer-2 sangat berisiko untuk gagal jika ada permasalahan pada validator yang ditunjuk oleh jaringan Layer-2 tersebut. Hal ini berbeda dengan Ethereum Layer-1 yang memiliki mekanisme untuk beralih ke validator lain jika ada permasalahan dengan validator tertentu. Cukup banyak Layer-2 yang mengalami masalah ini, termasuk Base dan Starknet.

Masalah lain yang timbul akibat kecenderungan sentralisasi ini juga terkait dengan penyimpanan data. Ethereum tidak bergantung pada sistem eksternal untuk menyimpan data transaksi, namun hal yang sama tidak berlaku pada beberapa solusi Layer-2.

Mantle dan Manta Network, misalnya, menggunakan sistem penyimpanan data transaksi yang dicatat oleh pihak lain dan bukan secara langsung dari jaringan seperti yang dilakukan oleh Ethereum Layer-1.

Selain itu, meskipun semua solusi Layer-2 ini beroperasi di atas Ethereum lapisan pertama, tidak ada jaminan bahwa transaksi antar jaringan Layer-2 bisa dilakukan. 
Interoperabilitas jaringan, yang juga merupakan salah satu keunggulan Ethereum, dan diakomodasi dengan keberadaan standar seperti ERC-20 dan ERC-721, juga belum tentu secara otomatis juga berfungsi di Layer-2 Ethereum.

Setiap solusi Layer-2 mungkin memiliki cara yang berbeda untuk mengimplementasikan dan mengelola token serta kontrak pintar, yang bisa menyebabkan fragmentasi.
 

Back to top button