China mengatakan bahwa pemerintahan Donald Trump akan ‘merusak citranya sendiri’ dan ‘kredibilitas internasionalnya’ dengan memblokir Universitas Harvard dari menerima mahasiswa asing, demikian menurut laporan media pemerintah China pada Jumat (23/5/2025).
Sebelumnya pada Kamis (22/5/2025), pemerintahan Trump mencabut izin Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa internasional.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem mengatakan bahwa pemerintahan Trump meminta pertanggungjawaban Harvard atas ‘mendorong kekerasan, antisemitisme, dan berkoordinasi dengan Partai Komunis China di kampusnya’.
“China akan dengan tegas melindungi hak dan kepentingan sah para pelajar dan cendekiawan China di luar negeri,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, kepada wartawan di Beijing, seperti dikutip dari akntor berita Xinhua, Sabtu (24/5/2025).
Mao mengatakan kerja sama pendidikan antara China dan AS bersifat saling menguntungkan dan tidak seharusnya dipolitisasi.
Juru bicara Universitas Harvard, Jason Newton, menyebut tindakan pemerintah tersebut melanggar hukum.
“Kami sepenuhnya berkomitmen untuk mempertahankan kemampuan Harvard dalam menerima mahasiswa dan cendekiawan internasional, yang berasal dari lebih dari 140 negara dan memperkaya Universitas ini –dan negara ini– secara luar biasa,” kata Newton dalam sebuah pernyataan.
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS mengatakan pada Senin (19/5/2025), bahwa mereka mengakhiri hibah federal senilai US$60 juta (Rp973 juta miliar) untuk Harvard.
Pemerintahan Trump sebelumnya telah membekukan lebih dari US$2,2 miliar (sekitar Rp35,7 triliun) dalam bentuk hibah federal untuk Harvard dan US$60 juta (sekitar Rp973 miliar) dalam bentuk kontrak. Hal itu dilakukan usai Harvard disebut menolak permintaan untuk menghapus program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi, serta mengevaluasi mahasiswa asing dengan alasan kekhawatiran ideologis.
Per semester musim gugur 2023, mahasiswa asing di Harvard mencakup lebih dari 27 persen dari jumlah mahasiswa perguruan tinggi itu secara keseluruhan, demikian ungkap data universitas tersebut.