News

Cek Kecanggihan 12 Unit Pesawat Nirawak Buatan Turki Pesanan Kemenhan

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tengah melaksanakan proses pembelian 12 unit pesawat nirawak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) ANKA yang diproduksi oleh Turkish Aerospace, Turki. Bagaimana kehebatan alat perang ini?

“Pengiriman 12 unit UAV ANKA tersebut akan dilaksanakan 32 bulan setelah kontrak berlaku efektif,” kata Brigjen Edwin Adrian Sumantha, Kepala Biro Humas Setjen Kemenhan RI, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/8/2023).

Proses pembelian tersebut ditandai dengan penandatangan kontrak dengan Turkish Aerospace pada 3 Februari 2023. Ia menyebut kontrak senilai US$300 juta atau sekitar Rp4,5 triliun ini masih dalam proses aktivasi di Kementerian Keuangan. Dalam pengadaan UAV tersebut, selain materiil kontrak utama terdapat pula materiil kontrak tambahan berupa Integrated Logistic Support (ILS), Ground Support and Test Equipment (GS&TE), flight simulator atau simulasi penerbangan, infrastruktur hanggar, dan pelatihan serta masa warranty selama 24 bulan atau 600 jam terbang.

“Ini merupakan upaya nyata Menhan Prabowo (Prabowo Subianto) dalam menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi untuk terus memperkuat sistem pertahanan Indonesia, terutama dengan meningkatkan ragam, kuantitas, dan kualitas alutsista TNI,” kata Edwin.

Spesifikasi canggih

Pesawat tanpa awak asal Turki ini ini pernah dipamerkan di Indonesia, yakni Anka-S. Mengutip Airforce Technology, Anka-S adalah versi produksi serial Anka MALE UAV, yang dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries. Angkatan Udara Turki menerima pengiriman dua pesawat tak berawak ini pada Februari 2018. Pesawat ini dilengkapi dengan antena ViaSat VR-18C high-power airborne satellite communication (SATCOM).

Baca Juga:  RUU KUHAP Dianggap tak Tersosialisasikan, Puan: Belum Ada Pembahasan Masih Reses

Agen pengadaan Turki Undersecretariat for Defense Industries (SSM) menandatangani perjanjian kerangka kerja dengan TAI untuk mengembangkan dan memproduksi sepuluh pesawat ini dan stasiun darat terkait untuk memenuhi persyaratan Angkatan Udara Turki, pada Oktober 2013.

UAV melakukan penerbangan perdananya pada September 2016 dan memasuki produksi serial pada 2017. Batch pertama dari dua sistem UAV ini dikirim ke Angkatan Udara Turki pada Februari 2018. Pesawat tak berawak dapat melakukan berbagai misi seperti real-time intelligence, surveillance, and reconnaissance (ISR), communication relay, target acquisition and tracking.

Foto: Turkish Aerospace Industries (TAI)

Avionik dan kontrol penerbangan

Struktur komposit pesawat tanpa awak ini mengintegrasikan komputer kontrol penerbangan otonom sepenuhnya yang dikembangkan secara mandiri untuk menyediakan navigasi waypoint otonom dan kontrol penerbangan. Sistem otonom juga memungkinkan UAV untuk secara otomatis kembali ke lokasi yang telah ditentukan jika terjadi kehilangan komunikasi dengan stasiun kontrol darat.

Radar aperture sintetik (SAR), SAR terbalik (ISAR), dan radar indikator target pergerakan tanah (GMTI) di atas UAV digunakan untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan melacak target darat yang diam atau bergerak. Varian Anka-S dilengkapi dengan struktur radome yang dimodifikasi yang menggabungkan antena ViaSat VR-18C high-power airborne satellite communication (SATCOM), yang menyediakan komunikasi di luar line-of-sight (BLOS) yang aman dan berkecepatan tinggi.

Baca Juga:  Usai Jalani Kesepakatan dengan UEA, Prabowo Lanjutkan Perjalanan ke Ankara

Muatan Anka-S UAV

Dengan kapasitas muatan 200kg, platform pesawat nirawak ini dapat membawa berbagai muatan khusus misi. UAV memiliki dua stasiun senjata underwing, yang dapat membawa senjata seperti peluncur rudal peluncuran udara Rokestan Smart Micro Munition (MAM-L) dan pod roket berpemandu CIRIT 2.75 inchi untuk menyerang kendaraan lapis baja ringan, personel, tempat perlindungan militer, dan darat.

Pesawat tak berawak itu memiliki daya tahan lebih dari 24 jam dan dapat terbang pada ketinggian maksimum 30.000 kaki. Kamera elektro-optik/inframerah (EO/IR) generasi baru dipasang untuk menangkap citra dan video beresolusi tinggi dalam segala cuaca, dalam kondisi siang/malam. UAV juga dilengkapi sistem identifikasi teman atau musuh (IFF), penunjuk laser dan pencari jangkauan laser.

Perintah dan kontrol

UAV Anka dapat dioperasikan dalam mode kendali otonom dan jarak jauh. Dalam mode otonom, komputer kontrol penerbangan memandu pesawat ke setiap titik jalan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam mode kendali jarak jauh, UAV diterbangkan oleh operatornya dari stasiun kendali darat menggunakan komputer digital. Pesawat tak berawak dapat melakukan berbagai misi seperti real-time intelligence, surveillance and reconnaissance (ISR), communication relay, target acquisition and tracking.

Baca Juga:  KPK Kantongi Bukti Keterlibatan Febri Diansyah dalam Kasus Harun Masiku

Operator dapat mengirim perintah dan kontrol, dan tujuan misi ke enam UAV melalui antena SATCOM udara dan Sistem Komunikasi Angkatan Bersenjata Turki (TAFIS). Terminal satelit juga memungkinkan operator mengubah jalur penerbangan selama mode penerbangan.

Informasi yang diperoleh oleh UAV ditransmisikan secara real-time ke ground control station menggunakan tautan data kriptografi. Dilengkapi dengan sistem lepas landas dan pendaratan otomatis, kendaraan udara dapat melakukan pendaratan darurat di permukaan yang tidak siap dengan dukungan roda pendaratan tiga siklus.

Mesin dan performa Anka-S

UAV ini ditenagai oleh mesin turboprop PD170, yang dikembangkan secara mandiri oleh TEI di bawah kontrak yang ditandatangani dengan TUSAS pada Oktober 2014. Mesinnya, yang menggunakan bahan bakar diesel dan jet JP-8, menghasilkan output daya maksimum 150hp. Baling-baling pendorong tiga bilah yang dipasang di bagian belakang memberikan kinerja superior di ketinggian.

Back to top button