News

Sejarah Dinasti Assad: Berkuasa Setengah Abad hingga Ditumbangkan Pemberontak


Pemberontak Suriah yang dipimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) mendeklarasikan era baru bagi Suriah usai merebut ibu kota Damaskus, Minggu (8/12/2024).

Pemberontak merebut Damaskus dari rezim Bashar al-Assad usai perang saudara selama 13 tahun yang merenggut ratusan ribu korban jiwa.

Pemberontak mengalahkan pasukan Assad melalui serangan kilat yang berhasil merebut Aleppo, Hama, dan Homs dalam kurun sepekan.

Pasukan pemberontak kemudian memasuki Damaskus pada Minggu dini hari dan merebutnya dalam hitungan jam.

“Setelah 50 tahun penindasan rezim Baathist (Partai Baath) dan 13 tahun kejahatan, tirani, dan pengusiran, dan setelah perjuangan panjang, melawan setiap pasukan penjajah, kami mendeklarasikan bahwa hari ini, 8 Desember 2024 adalah akhir masa kegelapan dan awal dari era baru untuk Suriah,” demikian keterangan pemberontak dikutip Al Jazeera, Minggu.

Baca Juga:  Gubernur Papua Pegunungan Curhat Belum Punya Kantor Usai Dilantik

Pasukan pemberontak menyatakan, Bashar al-Assad kabur ke luar negeri. Diketahui belakangan, Assad dan keluarganya terbang ke Rusia dan memperoleh suaka dari negeri yang dipimpin Vladimir Putin itu.

Pemerintah Suriah di bawah pimpinan Perdana Menteri Mohammed Ghazi al-Jalali pun bersedia menyerahkan kekuasaan secara bertahap kepada pemberontak. Meski kemudian, pasukan pemberontak sepakat Jalali yang akan memegang pemerintahan transisi di Suriah.

Sejarah Dinasti Assad

Bashar al-Assad mewarisi tampuk kekuasaan Suriah dari ayahnya, Hafez al-Assad pada 2000. Keluarga ini telah menguasai Suriah bersama Partai Baath sejak 1971.

Ayah Bashar, Hafez adalah Presiden Suriah sejak 1971 dan memainkan peran penting membawa Partai Baath berkuasa melalui kudeta pada 1963.

Hafez menguasai Partai Baath melalui kudeta kedua pada 1966 yang meruntuhkan kekuasaan pemimpin tradisional partai tersebut.

Pada 1971, Hafez meluncurkan kudeta ketiga dan mendepak pemimpin de facto Suriah, Salah Jadid.

Baca Juga:  Hari Ini, Komisi IX DPR dan Kemenkes Bahas Dokter PPDS Cabul RSHS

Hafez kemudian mendeklarasikan diri sebagai pemimpin Suriah dan mengkultuskan dirinya sehingga bisa berkuasa selama tiga dekade.

Hafez al-Assad meninggal dunia pada Juni 2000 dan menyerahkan kekuasaan ke anak ketiganya, Bashar.

Bashar al-Assad kemudian meneruskan sistem ayahnya dan menjadi figur dominan dalam politik Suriah.

Kekuasaan Assad ditentang masyarakat Suriah pada 2011 seiring gelombang Musim Semi Arab. Demonstrasi anti-Assad direspons keras oleh pemerintah.

Pemerintahan Assad pun melabeli demonstran sebagai ‘teroris’ hingga bentrokan pecah dan memicu perang saudara yang berkecamuk selama 13 tahun.

Pada 2014, pasukan Assad sempat terpojok usai empat pangkalan militer di Kegubernuran Raqqa jatuh ke tangan pemberontak. Assad pun meminta bantuan ke Rusia yang melakukan intervensi langsung mulai 2015.

Baca Juga:  Audiensi dengan Serikat Buruh, Dasco Sebut Kenaikan Upah 10 Persen tak Bikin Pengusaha Bangkrut

Pada 2017, AS juga terlibat langsung dalam perang saudara Suriah. AS meluncurkan serangan udara ke target-target pemerintah Suriah dan mendukung kelompok pemberontak Syrian Democratic Forces (SDF).

Perang saudara Suriah sempat mereda usai dikalahkannya ISIS pada 2019.

Namun, eskalasi perang saudara meningkat usai pemberontak yang dipimpin HTS menyerang pasukan pemerintah pada November 2024. Pemberontak berhasil merebut kota strategis Aleppo pada 27 November.

Pasukan pemberontak kemudian bergerak menuju Damaskus dan merebut ibu kota pada Minggu, 8 Desember 2024.

Seiring kaburnya Bashar Al-Assad, pemberontak mendeklarasikan dimulainya era baru di Suriah. Pemberontak menjanjikan ‘koeksistensi damai’ dan berjanji tidak akan meluncurkan operasi balas dendam.

“Kita menutup lembaran masa lalu yang gelap dan membuka cakrawala baru untuk masa depan,” demikian pernyataan pemberontak.
 

Back to top button