News

Tanggapi Kasus Rempang, Anies Tegaskan Relokasi Warga Harus Kedepankan Kemanusiaan

Bakal Calon Presiden 2024, Anies Rasyid Baswedan angkat bicara terkait bentrokan warga dengan aparat keamanan di Pulau Rempang, Batam, Riau, soal proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco-City. Anies menekankan, relokasi warga harus mengedepankan sisi kemanusiaan.

“Begitu kita bicara investasi maka sesungguhnya investasi tujuan akhirnya bukan sekadar memperkaya investor. Tapi meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat. Itulah tujuan utama ketika kita membuka Indonesia, membuka kesempatan untuk ada investasi,” kata Anies di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (12/9/2013).

Anies menilai, investasi seharusnya mengedepankan prinsip keadilan. Dia juga mengatakan, jika proyek investasi menemukan hambatan maka perlu dilakukan koreksi.

“Kalau kegiatan investasinya justru memicu penderitaan, memicu kondisi yang tidak sehat di dalam kesejahteraan rakyat ini perlu ada langkah-langkah koreksi,” kata Anies.

Baca Juga:  Komisi IX DPR: Program Makan Bergizi Jangan Jadi Ancaman bagi Anak Sekolah

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, penggusuran akan menimbulkan luka sosial yang lama untuk dipulihkan. Salah satu contoh penggusuran di Kampung Aquarium dan Bukit Duri, Jakarta.

Baca Juga:

BEM UI Tegaskan Adu Gagasan Bacapres Bukan Bagian Kampanye

“Kampung-kampung digeser itu lukanya lama, saya datang ke tempat-tempat yang saya bangunkan rumah misalkan masyarakat di Bukit Duri,” ungkap Anies yang diusung Koalisi Perubahan ini.

Sekarang, kata dia, Pemprov DKI sudah membangun rumah susun. Itu, kata dia, kalau datang masyarakat korban penggusuran tidak pernah lupa.

“Anak-anak itu atas pengalaman traumatik atas yang mereka lewati atas kekerasan yang terjadi, Kampung Aquarium, kita datang ke sana kita ketemu mereka yang memiliki luka yang amat dalam,” tutur Anies.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya saat itu melakukan pendekatan dialog. “Bicarakan baik-baik. Apalagi ketika kita berbicara tentang projek yang jangkanya amat panjang, kalau projek yang angkanya amat panjang itu rada diberikan tambahan waktu untuk proses pembicaraan itu berjalan dengan tuntas,” ungkap Anies.

Baca Juga:  Dukun Palsu Beraksi di Magetan, Kuras Duit Korban hingga Rp1 Miliar

Menurut Anies, lebih baik dibicarakan baik-baik sampai tuntas. Setelah selesai, kata dia, kemudian lakukan penggusuran secara baik.

Baca Juga:

Hanya Anies yang Bisa Hadir, BEM UI Tunda Adu Gagasan Bacapres 2024

“Jadi lebih baik dilakukan dibicarakan dengan rumit, panjang, ribet tapi melibatkan semua dan sampai pada kesimpulan yang diterima. Baru kemudian eksekusi dengan cara seperti itu, maka kita akan merasakan pembangunan yang prosesnya dirasakan sebagai proses yang baik dan benar,” ujar Anies, menerangkan.

Selanjutnya Anies mengajak semua pihak untuk menahan diri dan melakukan pendekatan mengandalkan keadilan. Dengan begitu, dia yakin, ketenangan dan keteduhan akan hadir.

“Jadi kami melihat penting sekali untuk mengedepankan proses yang damai, proses yang melibatkan semua dan beri waktu ekstra sehingga proses dialog itu berjalan dengan baik,” kata Anies.

Baca Juga:  Presiden Iran Pecat Wakilnya karena Pelesiran Mewah ke Antartika

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa saat dirinya memimpin Jakarta banyak persoalan yang diselesaikan secara damai dan sejuk melalui dialog dengan semua pihak.

“Kami melakukan banyak sekali pengalaman di Jakarta ketika kita harus berdialog dengan warga itu panjang prosesnya. Melalui fasilitas yang tidak sebentar tapi begitu tercapai kesepakatan, jalan ke depannya itu mudah sekali. Karena semua merasakan manfaatnya,” tutur Anies.

Baca Juga:

Sepakat dengan Hasto, Jubir Tegaskan Anies Pro Wong Cilik dan Tak Perlu Pakai Politik Identitas

Back to top button