SulselNews

BNPB Sebut Banjir yang Merendam Wilayah Soppeng dan Enrekang Telah Surut

INILAHSULSEL.COM – Menurut laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), situasi pascabanjir di Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan, telah membaik setelah merendam pemukiman warga sejak Jumat, 3 Mei 2024.

“Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), banjir telah surut,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam siaran persnya yang diterima pada hari Senin (6/5/2024).

Selain itu, Jalan poros Soppeng menuju Wajo juga sudah dapat dilalui oleh kendaraan umum. Pascabanjir, sejumlah petugas dan warga telah sibuk membersihkan material atau sampah yang terbawa saat banjir terjadi.

Meskipun banjir telah surut, pemerintah daerah dan warga tetap diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga menghadapi potensi bahaya banjir susulan. Hujan dengan intensitas ringan masih berpotensi terjadi di wilayah yang sebelumnya terdampak banjir hingga dua hari ke depan.

Baca Juga:  Hingga H+4 Lebaran, Tercatat 181 Kecelakaan di Jalur Mudik dan 25 Orang Tewas

Berdasarkan pemutakhiran data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB pada Minggu, 5 Mei 2024, jumlah orang yang terdampak banjir mencapai 1.349 kepala keluarga (KK) atau sekitar 3.464 jiwa.

Korban terdampak banjir tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Soppeng, yaitu Kecamatan Lilirilau dengan tiga desa dan satu kelurahan terdampak, Kecamatan Marioriawa dengan tiga kelurahan terdampak, Kecamatan Ganra dengan dua desa terdampak, Kecamatan Marioriwawo dengan dua desa terdampak, dan Kecamatan Donri-Donri dengan satu desa terdampak.

Dampak banjir sebelumnya pada Jumat 3 Mei 2024 tidak mengakibatkan adanya korban jiwa maupun warga yang luka-luka. Namun luapan air terjadi dengan ketinggian muka air terpantau antara 20-200 centimeter.

Banjir juga menyasar pada sektor pemukiman dan fasilitas umum. Tercatat fasilitas pendidikan terdampak satu unit dan 1.310 rumah warga terendam banjir. Untuk lahan persawahan terendam banjir seluas 680,91 hektare, lahan kebun jagung 638 hektare dan lahan kedele 45 hektare.

Baca Juga:  TNI AL Akui Prajuritnya Lakukan Pembunuhan Berencana terhadap Jurnalis

Sedangkan untuk wilayah terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Enrekang meliputi Kelurahan Lewaja, dan Galonta di Kecamatan Enrekang, Desa Lebang, Pinang, Taulan, dan Pundilemo di Kecamatan Cendana.

Informasi dari Pusdalops BPBD Kabupaten Enrekang, sebagian besar wilayah terkena banjir sudah surut. Untuk akses jalan yang sudah bisa dilalui kendaraan pascalongsor, sejauh ini masih berpotensi terjadinya longsor susulan.

Dampak kejadian banjir bandang dan longsor disebabkan intensitas hujan tinggi terjadi pada Jumat 3 Mei 2024 pukul 04.00 Wita. Tercatat sebanyak 124 KK terdampak. Kerugian material satu unit sarana pendidikan terdampak, enam unit rumah rusak berat, 118 unit rumah terendam, 26,6 hektare lahan pertanian, dan 49 ekor ternak terdampak .

Selain itu, terdapat dua dusun yakni Dusun Batu Ciak dan Dusun Palembongan di Desa Bungin, Kecamatan Bungin masih terisolasi. Kondisi saat ini jalan masuk tidak bisa tembus karena sulitnya medan serta alat berat tidak bisa masuk.

Baca Juga:  Tingkatkan Pengetahuan Logistik, 10 Profesor Internasional Bakal Mengajar di ULBI

Aliran listrik dan jaringan telekomunikasi juga mati dan alat perhubungan yang digunakan saat ini menggunakan jalur komunikasi Handy Talkie (HT) milik organisasi Orari (Core).

Untuk penanganan bencana banjir dan longsor personel BPBD Kabupaten Enrekang telah melakukan kaji cepat dengan berkoordinasi bersama TNI, Polri, Pol PP, Damkar, Dinkes, Dinsos, Orari (Core), dan Kejari.

BPBD Enrekang telah mendirikan Posko Induk Penanggulangan Bencana. Tim gabungan juga membersihkan material banjir dan longsor dengan alat berat excavator. Bupati Kabupaten Enrekang bahkan menetapkan status tanggap darurat bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor selama 14 hari, mulai 3-17 Mei 2024.

Back to top button