News

Dewan Minta Pelatih Marching Band “Diusir” dari Semarang


Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo meminta agar Suroso, pelatih marching band SMPN 1 Semarang yang diduga memalsukan piagam, dihukum berat.

Suroso kini jadi buruan kepolisian dan sejumlah orang tuan murid yang anaknya jadi korban piagam palsu Marching Band yang dikeluarkannya.

“Saya minta pelatih diberi sanksi berat minimal tidak boleh melatih lagi di satuan pendidikan (satpen) atau kalau perlu tidak boleh lagi melatih di semarang dan di black list untuk pelatih marching band,” kata Anang dikutip InilahJateng, Senin (15/7/2024).

Anang yang juga menjadi Ketua Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Kota Semarang mengatakan jika apa yang dilakukan oleh pelatih tersebut adalah hal yang tidak pas.

Baca Juga:  Menteri Kabinet Merah Putih Hadiri May Day di Monas, Klaim Tampung Tuntunan Buruh

“Saya jengkel sekali. Apalagi kita baru mendengungkan pendidikan karakter jadi jangan dirusak dengan hal seperti ini. Sanksinya harus tidak terlibat lagi di kota Semarang, setelah penyelidikan ini Clear kami akan ambil tindakan keras,” tuturnya.

Saat ini, lanjut Anang, yang bersangkutan sudah diskors sebagai pelatih marching band. Pihaknya juga melarang Suroso untuk ikut terlibat dalam kegiatan marching band.”Kalau sudah terbukti tidak boleh mengajar,” terangnya.

Lebih lanjut, dari sisi peserta didik, Anang meminta agar Pemkot Semarang mengupayakan para siswa tersebut bisa mendapatkan sekolah meskipun tidak disekolah yang semula didaftarkan.”Entah swasta nanti pemkot fasilitasi itu. Anak-anak harus tetap sekolah tidak harus di sekolah yang di harapkan saat pertama,” jelasnya.

Baca Juga:  Tur Promosi Film Cocote Tonggo Singgah di Madiun, Meet and Greet Jadi Ajang Curhat Pejuang Garis Dua

Ia meminta kepada Dinas Pendidikan Kota Semarang juga melakukan instropeksi dan jangan sampai kejadian tersebut terulang kembali.”Disdik kota, SMP asal harus instropeksi jangan sampai membuat kejadian ini terulang, apa adanya saja jadi percaya diri dengan apa yang ada,” pungkasnya.

Back to top button