News

15 Jenazah Tim Penyelamat Gaza Ditemukan, Satu Masih Hilang


Bulan Sabit Merah Palestina mengungkapkan telah menemukan jenazah 15 anggota tim penyelamat yang tewas seminggu lalu ketika pasukan Israel menyerang ambulans di Jalur Gaza. Seorang petugas medis dari Bulan Sabit Merah masih belum ditemukan. Dugaan awal menyebutkan tim penyelamat ini dieksekusi tentara Israel. 

Mayat yang ditemukan delapan di antaranya petugas medis dari Bulan Sabit Merah, enam anggota badan pertahanan sipil Gaza dan satu karyawan badan PBB. Kelompok relawan itu mengatakan bahwa mereka yang tewas dijadikan sasaran pasukan pendudukan Israel saat melakukan tugas kemanusiaan ketika menuju ke daerah Hashashin di Rafah untuk memberikan pertolongan kepada sejumlah orang yang terluka oleh penembakan Israel di daerah tersebut.

Penargetan pendudukan terhadap petugas medis Bulan Sabit Merah dianggap sebagai kejahatan perang yang dapat dihukum berdasarkan hukum humaniter internasional. Pasukan Israel selama ini terus melakukan pelanggaran di depan mata seluruh dunia.

Baca Juga:  Sepatu, Celana Jeans dan Kaos di AS Bakal Jauh Lebih Mahal Gara-gara Tarif Trump

Bulan Sabit Merah mengatakan bahwa jenazah ditemukan dengan susah payah karena terkubur di pasir, dengan beberapa menunjukkan tanda-tanda pembusukan. Badan pertahanan sipil Gaza juga mengonfirmasi bahwa 15 jenazah telah ditemukan, dan menambahkan bahwa pegawai PBB yang meninggal itu berasal dari badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang juga dikenal sebagai UNRWA.

Insiden itu terjadi pada 23 Maret di lingkungan Tal Al-Sultan Kota Rafah, dekat perbatasan Mesir, beberapa hari setelah militer melanjutkan pembomannya di Gaza usai gencatan senjata selama hampir dua bulan. Bulan Sabit Merah menuduh otoritas Israel menolak mengizinkan operasi pencarian untuk menemukan krunya.

Militer Israel mengakui pasukannya telah menembaki ambulans. Mereka mengatakan kepada AFP dalam sebuah pernyataan minggu ini bahwa pasukannya telah memberikan tembakan ke arah kendaraan Hamas dan melenyapkan beberapa orang yang mereka sebut ‘teroris’.

Baca Juga:  Penggeledahan di Kalbar, KPK Ungkap Terkait Korupsi Dinas PU Mempawah

“Beberapa menit kemudian, kendaraan tambahan maju dengan mencurigakan ke arah pasukan” yang “merespons dengan menembaki kendaraan yang mencurigakan,” katanya, seraya menambahkan bahwa beberapa “teroris” tewas.

“Beberapa kendaraan yang mencurigakan… adalah ambulans dan truk pemadam kebakaran,” kata pernyataan militer, mengutip “penyelidikan awal” atas insiden tersebut.

Tom Fletcher, kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan bahwa sejak dimulainya kembali permusuhan pada 18 Maret, serangan udara Israel telah menghantam “daerah berpenduduk padat,” dengan “pasien tewas di ranjang rumah sakit mereka. Ambulans ditembaki. Petugas tanggap darurat tewas.”

Citra satelit yang diperoleh lembaga pemeriksa fakta Sanad Al Jazeera menunjukkan bahwa militer Israel mengepung area tempat petugas medis terakhir terlihat. Saksi mata dari Rafah melaporkan eksekusi yang dilakukan tentara Israel menunjukkan bahwa petugas medis mungkin telah menjadi sasaran saat berupaya membantu mereka yang terluka akibat pemboman Israel.

Baca Juga:  Prabowo Hormati Kebijakan Gila Trump: Tak Perlu Kecewa Kita Percaya Kekuatan Sendiri

“Tim kami menemukan peralatan keselamatan sobek yang dikenakan oleh kru di lokasi kejadian. Ini menunjukkan bahwa pasukan pendudukan Israel secara langsung menargetkan kru selama penyerbuan, kemudian dengan sengaja mengubah fitur area tersebut dan menyembunyikan jasad beberapa warga sipil menggunakan buldoser dan mesin berat,” kata Bulan Sabit Merah dalam sebuah pernyataan.

Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan pada hari Sabtu bahwa sejak Israel melanjutkan serangannya, setidaknya 921 orang telah tewas di wilayah itu, menambah lebih dari 50.000 orang yang tewas sejak 7 Oktober 2023.

Back to top button