2 Strategi yang Harus Disiapkan Pemerintah untuk Manfaatkan Bonus Demografi 2030

I Dewa Gede Karma Wisana, Kepala Lembaga Demografi (LD) fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Indonesia, menilai dalam menghadapi bonus demografi 2030 Pemerintah harus memfokuskan pada dua strategi, yakni menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.
Menurut Dewa, penciptaan lapangan kerja yang memadai diperlukan agar penduduk usia kerja yang seharusnya produktif, benar-benar produktif dan berkontribusi pada kegiatan perekonomian serta memiliki pendapatan yang layak.
Selanjutnya, harus ada peningkatan kualitas SDM khususnya lewat pendidikan dan pelatihan atau training yang biasa disebut “skilling strategies”.
“Kedua hal ini harus dijalankan secara simultan karena keduanya bersifat komplementer. Yang terpenting juga, ini harus di jalankan dalam jangka pendek dan menengah untuk mengantisipasi generasi penduduk yang saat ini sudah ada dalam angkatan kerja,” kata Dewa kepada inilah.com, Minggu (27/4/2025).
Di sisi lain, langkah antisipasi generasi yang akan segera masuk ke angkatan kerja, juga harus dilakukan. Caranya, dengan meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan dasar. Sebab kemampuan belajar yang optimal harus didukung dengan sistem pendidikan (belajar-mengajar dan konten belajar) agar mampu mempersiapkan kualitas individu yang kompetitif.
Sedangkan kualitas kesehatan harus dijaga sejak seribu hari pertama kelahiran. Oleh karena itu, salah satu program yang harus diperkuat adalah pengentasan stunting dan gizi buruk terutama di kalangan anak-anak.
Sebelumnya Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka melakukan pidato monolog soal bonus demografi 2030 yang disiarkan di kanal YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia pada 19 April 2025. Dalam pidato itu, Gibran menyoroti harapan besar terhadap kekuatan usia produktif, khususnya generasi muda, dalam mendorong kemajuan ekonomi. Namun pidato monolog itu dibanjiri hujatan yang menyuarakan pesimisme atau kritik.