Rupiah harus puas berada di level Rp16.198 per dolar AS pada penutupan Kamis (2/1/2025) sore. Nilai tukar mata uang Garuda ini turun 66 poin atau minus 0,41 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp16.236 per dolar AS pada perdagangan Kamis sore.
Mayoritas mata uang Asia lain cenderung kokoh. Baht Thailand naik 0,05 persen, dolar Singapura meningkat 0,26 persen, yen Jepang tumbuh 0,39 persen, peso Filipina menguat 0,42 persen, won Korea Selatan melesat 0,67 persen.
Sedangkan pelemahan dialami rupee India yang turun 0,08 persen, dolar Hong Kong merosot 0,11 persen, ringgit Malaysia jatuh 0,18 persen. Di lain sisi, yuan China stagnan.
Namun, mata uang negara maju dominan lesu. Poundsterling Inggris jatuh 0,13 persen, euro Eropa minus 0,01 persen, franc Swiss tumbuh 0,11 persen, dolar Kanada melemah 0,17 persen, dan dolar Australia naik 0,33 persen.
Sejumlah analis mengatakan rupiah layu imbas sentimen domestik yang masih lemah. Rupiah juga tertekan data manufaktur China yang dirilis Kamis ini, di mana lebih lemah dari perkiraan.
Di lain sisi, inflasi year on year (yoy) Indonesia juga kembali turun. Ini mengisyaratkan permintaan yang masih lemah.