Korut Uji Coba Rudal Balistik Jarak Pendek, Korsel: Siap Dijual ke Rusia

Korea Utara menguji coba beberapa rudal balistik jarak pendek dengan menembakkannya ke perairan timur Semenanjung Korea pada Kamis (12/9/2024) pagi waktu setempat. Menurut militer Korea Selatan, atau yang dikenal dengan sebutan JCS, ini merupakan uji senjata besar pertama negara bersenjata nuklir tersebut sejak awal Juli.
Mengutip AFP, JCS mendeteksi beberapa ‘rudal balistik jarak pendek’ yang ditembakkan pada Kamis pagi dari Pyongyang ke Laut Timur, atau Laut Jepang.
Menurut JCS, rudal-rudal tersebut jatuh setelah terbang sejauh sekitar 360 kilometer. Militer Korsel menambahkan bahwa pihaknya ‘segera mendeteksi, melacak, dan memantau’ peluncuran tersebut serta berbagi informasi dengan Jepang dan AS, dua sekutu dekatnya, soal ini.
JCS menyebut uji coba rudal ini sebagai ‘provokasi yang jelas yang secara serius mengancam perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea’.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Jepang juga mengonfirmasi uji coba rudal Korut tersebut. Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan Tokyo telah ‘mengajukan protes kepada Korut’ soal uji coba Kamis pagi ini.
Ini merupakan uji coba rudal balistik pertama Korut sejak 1 Juli dan terjadi beberapa hari setelah negara yang terisolasi itu merayakan hari jadi penting pendirian DPRK (The Democratic People’s Republic of Korea), nama resmi Korut.
Rezim Kim Jong-un telah melakukan puluhan peluncuran rudal tahun ini. Menurut para ahli, rentetan uji coba ini kemungkinan terkait dengan dugaan bahwa Pyongyang tengah mencoba senjata-senjata ini untuk dipasok ke Rusia secara ilegal demi membantu perang di Ukraina.
Seorang juru bicara JCS juga mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya yakin peluncuran rudal balistik pada Kamis memperkuat dugaan bahwa Korut ‘menguji senjata-senjata ini untuk diekspor ke Rusia’.
Ekspor senjata ini juga dirumorkan ketika Korut baru-baru ini memperkuat hubungan militer dengan Rusia. Presiden Vladimir Putin sampai melakukan kunjungan langka ke Pyongyang pada Juni lalu dan menandatangani perjanjian pertahanan bersama dengan Kim Jong-un.
Sementara itu, para ahli telah lama meyakini rudal Korut digunakan Rusia di Ukraina. Laporan baru dari lembaga think tank Conflict Armament Research minggu ini memaparkan ‘bahwa rudal yang diproduksi tahun ini di Korut digunakan di Ukraina’. Lembaga itu menuturkan riset tersebut berdasarkan analisis puing-puing rudal yang dipakai di Ukraina.
Penjualan senjata ke Rusia ini juga tampak ‘semakin mendesak’ bagi Kim Jong-un lantaran Korut baru-baru ini menghadapi bencana banjir bandang yang menewaskan ribuan warga di utara negara tersebut.
38 North, sebuah lembaga berfokus pada isu Korea Utara yang dijalankan oleh think-tank Stimson Centre, melaporkan bahwa situs uji coba nuklir utama Korut juga mengalami kerusakan akibat banjir. Citra satelit menunjukkan beberapa jembatan dan fasilitas komando telah hanyut.