News

Ada Laboratorium Militer di Ukraina, Terkait Senjata Biologis?

Rusia menuding Ukraina memiliki laboratorium biologi militer yang mendapat sokongan dari Amerika Serikat (AS). Rusia menduga laboratorium tersebut terlibat dalam produksi senjata biologis.

Kepala Pasukan Perlindungan Radiasi, Kimia dan Biologis Rusia, Letnan Jenderal Igor Kirillov, baru-baru ini, mengungkapkan soal program biologi militer di Ukraina. Rusia bahkan memiliki laporan dari Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan AS (DTRA) yang merinci aktivitas biologis militer Washington di Ukraina.

“Laporan itu berisi informasi tentang tiga kontraktor Pentagon, data pribadi tiga puluh karyawan laboratorium, dan tujuh manajer dari Departemen Pertahanan AS,” kata Igor Kirillov, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin (26/12/2022).

Kirillov mengungkapkan di antara nama-nama pejabat itu yakni mantan Direktur DTRA (Defense Threat Reduction Agency) Kenneth Myers, Wakil Presiden Eksekutif dana ventura In-Q-Tel yang dikendalikan CIA Tara O’Toole, mantan Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS Thomas Frieden.

Juga mantan Direktur National Institutes of Health Francis Collins, mantan Direktur Eksekutif Battelle Memorial Institute Jeffrey Wadsworth, kepala petugas ilmiah Pfizer dan presiden divisi penelitian, pengembangan dan pengobatan global perusahaan dan banyak pejabat lainnya. Para pejabat itu ikut mengawasi studi tersebut.

“Semuanya adalah penerima manfaat dari proyek biologis Pentagon dan terkait dengan Partai Demokrat AS yang para pemimpinnya adalah ahli penelitian biologi militer dan pencipta skema rahasia pencucian dana untuk kepentingan lingkaran sempit perwakilan elite AS,” kata Kirillov.

Ia mengatakan Rusia mencoba membangun mekanisme kontrol dalam kerangka Konvensi Senjata Biologis (BWC) untuk mencegah penelitian biologi militer ilegal. Namun, gagasan ini ditentang keras oleh Washington. “Pentagon secara aktif mentransfer penelitian yang gagal diselesaikan di Ukraina ke negara-negara Asia Tengah dan Eropa Timur,” imbuhnya.

Tak hanya Rusia, Pemerintah China sebelumnya menuntut agar AS mengungkapkan informasi lengkap dan terperinci, tentang aktivitas laboratorium militer AS di Ukraina.

Baca Juga:  Prabowo Hormati Kebijakan Gila Trump: Tak Perlu Kecewa Kita Percaya Kekuatan Sendiri

“Sekali lagi kami meminta AS untuk menjelaskan secara lengkap dan rinci kegiatan yang telah dilakukan di Ukraina, dan bukan kegiatan yang dilakukan oleh pihak Ukraina,” ujar Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

Senjata biologis

Mengutip Peoplesworld, AS sudah sejak lama telah dituduh terlibat dalam perang biologis di masa lalu. Mendiang pemimpin Kuba Fidel Castro mengklaim bahwa operasinya telah memperkenalkan flu babi dan demam berdarah ke negara itu, dengan jenis demam berdarah yang sebelumnya tidak diketahui dibuat di laboratorium. Tujuannya adalah untuk menciptakan “jumlah korban sebanyak mungkin,” katanya.

Mantan koresponden internasional Daily Worker Alan Winnington dan jurnalis Australia Wilfred Burchett pernah dituduh melakukan pengkhianatan dan paspor mereka dibatalkan setelah mengungkap perang biologis AS di Korea pada 1950-an.

Rusia sudah sejak beberapa waktu lalu mengendus program biologis militer dibiayai AS yang dikembangkan di Ukraina. Pihak Rusia mengungkapkan, dalam operasi militer khusus, ada bukti tindakan tergesa-gesa Kiev untuk menyembunyikan jejak keuangan program biologis militer oleh Departemen Pertahanan AS di Ukraina.

Mengutip kantor berita TASS, informasi yang diterima dari karyawan biolaboratorium Ukraina menyebutkan bahwa patogen yang sangat berbahaya seperti wabah, antraks, kolera, tularemia, dan agen penular penyakit mematikan lainnya telah dimusnahkan pada 24 Februari 2022.

Setelah dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina, masih menurut TASS, Kementerian Kesehatan Ukraina mengeluarkan instruksi kepada semua biolaboratorium untuk segera memusnahkan patogen berbahaya yang mereka miliki. Setelah peluncuran penyerangan pasukan Rusia, Pentagon takut eksperimen biologis rahasia di Ukraina akan terungkap.

AS menolak klaim Rusia

AS dan sekutu Baratnya sudah menolak klaim Rusia soal kegiatan senjata biologis yang dilarang di Ukraina dengan dukungan Barat. Bahkan menyebut tuduhan itu sebagai disinformasi dan rekayasa.

Presiden Joe Biden menuding balik Rusia dengan menyebutnya merencanakan penggunaan senjata kimia dan biologis di Ukraina. Dia memperingatkan, Moskow akan menerima konsekuensi berat dari Barat jika melakukan hal tersebut.

Baca Juga:  Berkat Pemberdayaan BRI, Pengusaha Batik Tulis Ini Bawa Warisan Budaya ke Pasar Global

Biden mengatakan, Rusia telah menuding Ukraina memiliki senjata biologis dan kimia. “Itu tanda yang jelas bahwa dia (Presiden Rusia Vladimir Putin) mempertimbangkan untuk menggunakan keduanya,” ujarnya dalam pertemuan para pemimpin bisnis di Washington pada Maret lalu.

Sang Presiden Negeri Paman Sam itu pun membantah tuduhan Putin yang menyebut AS memiliki senjata kimia dan biologis di Eropa. “Tidak benar (tuduhan Putin). Saya jamin pada kalian,” ucapnya.

Tuduhan Rusia tentang laboratorium perang biologis rahasia AS di Ukraina juga telah diperdebatkan oleh ilmuwan independen, pemimpin Ukraina, dan pejabat di Gedung Putih dan Pentagon.

Namun, Pentagon pada Juni lalu sempat mengakui telah mengoperasikan 46 biolab di Ukraina untuk menangani patogen berbahaya, setelah sebelumnya menolak tuduhan tersebut sebagai propaganda Rusia. Washington pun telah didesak untuk membersihkan program biolabnya di Ukraina setelah Departemen Pertahanan mengakui keberadaannya.

Jaringan laboratorium biologi itu mendapat dana dan dukungan penelitian dari AS. Mereka dimiliki dan dioperasikan oleh Ukraina dan merupakan bagian dari inisiatif yang disebut Program Pengurangan Ancaman Biologis yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan wabah mematikan, baik alami maupun buatan manusia.

Rusia menuduh laboratorium tersebut terlibat dalam produksi senjata biologis. “Kementerian Pertahanan Rusia telah berulang kali memperhatikan program biologi militer yang dilaksanakan oleh Pentagon di negara-negara pasca-Soviet, termasuk di wilayah Ukraina, di mana jaringan lebih dari 30 laboratorium biologi telah dibentuk, yang dapat dibagi menjadi penelitian dan sanitasi-epidemiologis,” kata Kirillov, pada kesempatan sebelumnya.

DTRA Pentagon adalah pelanggan proyek tersebut, dan sebuah perusahaan yang terkait dengan departemen militer, terutama Black and Veatch, terlibat dalam implementasi proyek, katanya.

Baca Juga:  Minta Maaf Saja tak Cukup, Wamendagri Tetap akan Panggil Lucky Hakim

Laporan cek fakta

BBC dalam sebuah laporannya pernah mengungkapkan benar tidaknya soal tudingan Rusia ini.

“Ukraina memang memiliki puluhan laboratorium kesehatan umum yang fokusnya adalah meneliti dan memitigasi ancaman penyakit berbahaya. Beberapa laboratorium ini WHO seperti terjadi di banyak negara lainnya. Rusia mengklaim bahwa itu adalah laboratorium-laboratorium ‘rahasia’, namun rincian mengenai keterlibatan AS bisa ditemukan pada laman Kedutaan Besar AS,” ungkap BBC.

Beberapa laboratorium tertentu menerima pendanaan dari AS untuk modernisasi dan perlengkapan. Namun, fasilitas tersebut dikelola oleh Ukraina, bukan AS. AS menyediakan sokongan teknis dan, menurut Kedutaan AS di Ukraina, ‘bekerja dengan negara mitra untuk melawan ancaman wabah (yang disengaja, kecelakaan, atau alamiah) penyakit menular paling berbahaya di dunia’.

Masih menurut laporan itu, tidak ada bukti bahwa mereka memproduksi senjata biologi. Pada Januari lalu, AS mengatakan program itu justru berupaya mengurangi ancaman proliferasi senjata biologi.

Mengenai klaim, para pejabat Rusia bahwa Ukraina berupaya menyembunyikan bukti kegiatan-kegiatan terlarang dengan menghancurkan agen-agen biologi di laboratorium-laboratorium, itu juga terungkap dalam laporan BBC.

“WHO mengaku telah menganjurkan Ukraina untuk memusnahkan patogen-patogen dengan ancaman tinggi yang disimpan di laboratorium-laboratorium kesehatan publik guna mencegah ‘potensi tumpahan’ yang bisa menyebarkan penyakit di antara penduduk,” kutip laporan itu.

WHO tidak membeberkan kapan rekomendasi itu disampaikan dan apakah itu dipatuhi. WHO juga tidak memberikan rincian mengenai jenis-jenis patogen yang disimpan di laboratorium-laboratorium Ukraina.

AS mengatakan Kementerian Kesehatan Ukraina telah memerintahkan ‘pemusnahan sampel-sampel secara aman’ setelah invasi Rusia guna mengurangi risiko ketika Rusia melancarkan serangan.

“Tidak ada indikasi apapun bahwa laboratorium-laboratorium Ukraina terlibat dalam kegiatan jahat atau ada riset atau pengembangan yang bertentangan dengan Konvensi Senjata Biologi,” kata Filippa Lentzos, pakar keamanan biologi dari King’s College London, Inggris.

Back to top button