Sulsel

7 Menu Buka Puasa Khas Sulsel, Dari Gogos Hingga Taripang

INILAHSULSEL.COM – Momen berbuka puasa selalu dinanti-nanti setelah seharian menahan lapar dan dahaga. Namun, memilih kudapan saat buka puasa terkadang bisa membingungkan. Tak perlu khawatir, berikut adalah tujuh rekomendasi menu buka puasa khas Sulawesi Selatan (sULSEL) yang siap memanjakan lidah.

Dikenal dengan kekayaan kulinernya, Sulsel menawarkan berbagai hidangan lezat, dari makanan berat hingga camilan ringan. Untuk menu buka puasa, makanan ringan seringkali mejadi pilihan yang paling cocok. Baik asin maupun manis, Sulsel menawarkan beragam pilihan manu buka puasa yang dapat memanjakan lidah.

Es Pisang Ijo

Es pisang ijo adalah salah satu hidangan khas Makassar. Hidangan menyegarkan ini terbuat dari pisang yang dibungkus dengan adonan tepung beras, santan, dan air daun pandan. Warna hijaunya yang memikat berasal dari daun pandan.

Es pisang ijo tidak hanya dapat menyegarkan dahaga, tetapi juga bisa menghilangkan rasa lapar. Disiram dengan sirop merah khas Makassar dan es serut di atasnya, kudapan ini disajikan dengan bubur sum-sum atau terigu rebus yang kenyal.

Perpaduan rasa manis dan kesegarannya bisa memanjakan lidah setelah seharian berpuasa dan cocok menjadi menu buka puasa.

Katirisala

Katirisala, kue tradisional khas Bugis, bisa menjadi pilihan untuk berbuka puasa. Kue tradisional ini memiliki perpaduan rasa yang manis dan gurih sehingga pas untuk disantap saat berbuka puasa.

Terdiri dari dua lapis, Katirisala menghadirkan tekstur dan rasa unik. Lapisan bawahnya terbuat dari ketan dan santan sehingga menghadirkan rasa gurih yang khas. Sementara di atasnya terdapat lapisan telur, santan, dan gula merah yang menciptkan perpaduan manis dan gurih.

Menariknya, Katirisala bukan hanya sekadar kudapan ringan. Kue ini selalu hadir di acara pernikahan, upacara adat, dan perayaan besar masyarakat Bugis lainnya.

Jalangkote

Jalangkote adalah makanan khas masyarakat Bugis. Kudapan yang selalu ada di momen hajatan maupun bulan Ramadan ini memiliki rasa asin gurih yang lezat.

Berbentuk mirip dengan pastel, Jalangkote memiliki isian padat berupa bihun, wortel, dan telur. Biasanya, Jalangkote dikonsumsi dengan saus pendamping rasa asam pedas yang menambah kenikmatan makanan ini.

Nama “Jalangkote” sendiri berasal dari bahasa Makassar. “Jalang” berarti jalan, dan “kote” berasal dari suara “kote-kote” yang menggambarkan bunyi saat menggoreng. Makanan ini sering disajikan di momen-momen spesial, seperti pernikahan, ulang tahun, dan acara adat.

Pallu Butung

Pallu Butung, hidangan tradisional khas Sulsel ini bisa menjadi pilihan takjil saat berbuka puasa. Hidangan ini memadukan rasa manis dan tekstur lembut di mulut.

Sekilas, Pallu Butung terlihat mirip dengan es pisang ijo, terlebih sausnya yang menyerupai bubur sumsum ditambah dengan siraman sirop merah di atasnya. Namun, Pallu Butung tidak dibalut dengan adonan kulit pisang berwarna hijau.

Selain itu, jenis pisang yang digunakan pun berbeda. Es pisang ijo umumnya menggunakan pisang kepok, sementara Pallu Butung menggunakan pisang raja.

Taripang

Kue Taripang adalah hidangan tradisional khas masyarakat Bugis. Bentuknya yang menyerupai hewan laut teripang menjadi inspirasi nama hidangan ini.

Kue taripang memiliki rasa manis gurih yang cocok dimakan saat berbuka puasa. Terbuat dari tepung ketan yang diselimuti lelehan gula merah, kue ini telah menemani lidah masyarakat Sulsel sejak abad ke-15.

Rasanya pun nikmat. Lelehan gula merah mengering di bagian luar kue memberikan rasa manis dan renyah digigitan pertama. Namun, di dalamnya akan terasa kenyal berpadu dengan rasa gurih dari tepung ketan dan kelapa parut.

Hidangan ini pun cocok dinikmati di berbagai momen, termasuk sebagai menu buka puasa. Biasanya, Taripang akan disajikan bersama dengan teh hangat atau kopi.

Gogos

Gogos merupakan jajanan tradisional khas Sulsel yang menawarkan sensasi rasa gurih. Sekilas, gogos mirip dengan lemper. Tetapi, berbeda dengan lemper yang dikukus, proses pembakaran Gogos menghasilkan aroma dan rasa yang unik.

Berbahan dasar beras ketan, Gogos dimasak dengan santan hingga meresap dan hampir matang. Selanjutnya, adonan diisi dengan berbagai pilihan isian, seperti ayam suwir pedas atau tuna pedas dan dibungkus dengan daun pisang. Proses pembakaran kemudian dilakukan hingga Gogos matang sempurna, menghasilkan aroma harum yang menggoda.

Gogos tidak hanya terbuat dari beras ketan putih, tetapi juga terdapat variasi yang menggunakan beras ketan hitam. Dengan perpaduan rasa gurih, tekstur lembut, dan aroma khasnya, Gogos bisa menjadi pilihan menu buka puasa yang nikmat.

Sanggara Balanda

Sanggara Balanda adalah kue tradisional khas masyarakat Bugis dengan rasa manis gurih dan bertekstur renyah. Makanan ini telah dikenal oleh masyarakat setempat sejak abad ke-18.

Disebut Sanggara Balanda karena proses pembuatannya dilakukan melalui beberapa tahap, seperti menggoreng, membelah, dan mencampurkan dengan kacang, gula, dan telur.

Cita rasa makanan ini pun unik. Perpaduan rasa manis dari gula, gurih dari kacang, dan renyahnya pisang goreng membuat makanan ini cocok untuk dijadikan sebagai kudapan di saat berbuka puasa.

Back to top button