News

5 Poin Penyimpangan di Ponpes Al Zaytun Menurut PWNU Jawa Barat

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat melalui Lembaga Bahtsul Masail (LBM) telah mengadakan forum diskusi atau Bahtsul Masail, menyoroti serangkaian kontroversi yang berkaitan dengan penyimpangan ajaran di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu.

Dalam forum tersebut, PWNU Jawa Barat menyampaikan penentangannya terhadap metode pelaksanaan salat yang diterapkan di Al Zaytun, dan mengklaim bahwa penafsiran Al Zaytun telah menyimpang dari ahlussunnah wal jamaah (aswaja). Mereka menyerukan pemerintah untuk segera menindak tegas pesantren tersebut dan melindungi masyarakat dari potensi bahaya akibat penyimpangan ajaran tersebut. Berikut hasil rekomendasi Bahtsul Masail NU Jabar Terkait Penyimpangan di Al Zaytun.

1. Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jawa Barat Mengadakan Diskusi Kontroversi Pondok Pesantren Al Zaytun

Lembaga Bahtsul Masail (LBM) dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat mengadakan sebuah forum diskusi atau Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Hidayatut Tholibin, Indramayu. Diskusi ini mengangkat tema tentang berbagai kontroversi yang muncul dari ajaran yang menyimpang di Pondok Pesantren Al Zaytun.

Baca Juga:  Jokowi Tunjuk YB Irpan jadi Kuasa Hukumnya Hadapi Gugatan Mobil Esemka

2. Polemik Praktik Salat 

Salah satu kontroversi yang menjadi bahasan dalam diskusi adalah metode pelaksanaan salat yang tidak lumrah di Al Zaytun. Al Zaytun sendiri menjelaskan bahwa metode salat mereka didasarkan pada penafsiran Surat Al-Mujadalah ayat 11, yang mereka artikan sebagai memberikan ruang yang lebih luas saat pelaksanaan salat Idul Fitri.

3. PWNU Jawa Barat Menentang Penafsiran Al Zaytun

Bahtsul Masail PWNU Jabar berpendapat bahwa penafsiran Al Zaytun terhadap surat Al-Mujadalah ayat 11 telah menyimpang dari ahlussunnah wal jamaah (aswaja). Mereka juga menegaskan bahwa pendekatan interpretatif Al Zaytun tidak memenuhi metodologi penafsiran ayat secara ilmiah, dan berpotensi memicu kesalahpahaman di masyarakat.

Baca Juga:  Jaksa KPK Cecar Wahyu Terkait Sumber Uang Suap Harun Masiku dari Hasto

4. Kontroversi Tambahan Terkait Ajaran di Al Zaytun

Kontroversi lain yang mencuat dari Al Zaytun termasuk kehadiran seorang wanita di barisan pertama salat dan kehadiran non-Muslim selama pelaksanaan salat Idul Fitri. Selain itu, pendiri Al-Zaytun, Panji Gumilang, juga menyebabkan kontroversi saat menyanyikan lagu kebangsaan Yahudi dalam perayaan 1 Muharram. Menurut Bahtsul Masail, praktik-praktik tersebut haram dan anggapannya sebagai penyimpangan ajaran Islam.

5. Rekomendasi Bahtsul Masail dan Tuntutan ke Pemerintah

Merespons berbagai permasalahan tersebut, Bahtsul Masail PWNU Jawa Barat merekomendasikan agar pemerintah segera menindak tegas pesantren Al-Zaytun dan tokohnya atas segala penyimpangan yang telah terbukti berdasarkan kajian ilmiah. Mereka juga menyerukan kepada masyarakat dan stakeholder terkait untuk melindungi masyarakat dari bahaya penyimpangan ajaran di pesantren tersebut.

Baca Juga:  Soal Capres 2029, Prabowo: Kita Kerja Dulu untuk Rakyat

Back to top button