Warga Gelar Salat Hajat Peringati Satu Tahun Tragedi Rempang

Ratusan warga menggelar salat Hajat di Lapangan Sembulang Hulu, Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (7/9/2024), dalam rangkaian memperingati satu tahun Tragedi Rempang.
Aksi damai peringatan satu tahun Tragedi Rempang itu mendapat pengawalan dari aparat kepolisian dan TNI.
Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polresta Barelang Kompol Zainal Abidin Tamba mengatakan pihaknya bersama Polsek Barelang telah menyiapkan pengamanan untuk mengawal aksi warga.
“Ya tentu ada pengamanan, pasti ada kami siapkan,” kata Tamba.
Aksi peringatan satu tahun Tragedi Rempang dimulai Sabtu sore pukul 15.30 WIB di Jembatan 4 Barelang, berupa tabur bunga, doa bersama, serta orasi.
Sebanyak 25 personel Polri dari Polresta Barelang dan Polsek Galang mengawal aksi dengan mengatur arus lalu lintas dan mengarahkan warga tetap tertib saat menyampaikan aksinya.
Aksi kembali berlanjut usai Magrib, di mana warga menggelar salat Hajat, pawai obor, nonton bersama perjuangan masyarakat Rempang, tarian anak-anak Rempang, puisi, dan Gurindam 12.
Warga juga berorasi tentang perjuangan masyarakat Melayu mempertahankan tanah leluhur dari penggusuran.
“Kami tetap berjuang untuk tanah nenek moyang kami, kami tak lagi takut,” kata Nenek Hawa, salah satu perempuan Melayu yang dituakan.
Dia pun mengaku pernah mengalami perihnya gas air mata dan tekanan saat peristiwa kericuhan Rempang setahun lalu, yang tidak menyurutkan perjuangannya menjaga tanah leluhur untuk anak cucunya kelak.
“Tak takut kami,” kata Nenek Hawa.
Alasan dia menolak Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City karena masyarakat Rempang diminta keluar dari kampung halamannya, dan tinggal di tempat relokasi yang belum jelas kepemilikannya.
Selain itu, keluar dari kampung halamannya berarti juga meninggalkan mata pencariannya sebagai nelayan dan berkebun.
Sehari sebelumnya, warga Rempang juga menggelar tradisi ziarah makam leluhur yang terletak di Kampung Lubuk Panjang, Rempang Cate.