News

Wamen LHK: Rehabilitasi Mangrove Tak Akan Efektif Jika Warga Masih Buang Sampah Sembarangan


Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Diaz Hendropriyono, mengingatkan bahwa upaya rehabilitasi mangrove tidak akan berarti bila tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat untuk berhenti membuang sampah sembarangan, khususnya sampah plastik.

Pernyataan tersebut disampaikan Diaz saat menghadiri kegiatan penanaman 7.142 bibit mangrove oleh Warga Bumiputera Indonesia (WBI) bersama Agung Sedayu Group (ASG) di pesisir Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (3/5/2025).

“Saya sambut baik upaya penanaman mangrove ini. Tapi harus diikuti juga dengan semangat mengurangi sampah. Kalau masih buang sampah sembarangan, khususnya plastik, maka semua ini percuma,” tegas Diaz.

Ia menjelaskan, tumpukan sampah plastik yang terbawa arus laut akan menyangkut di antara akar mangrove. Bila dibiarkan, limbah tersebut akan terurai menjadi mikroplastik yang justru membunuh tanaman mangrove yang baru ditanam.

Baca Juga:  Kashmir Memanas, Pakistan Peringatkan India soal Eskalasi

“Begitu sudah nyangkut di mangrove, sulit diambil. Dan ketika pecah jadi mikroplastik, mereka malah jadi racun yang bisa mematikan mangrove itu sendiri,” ujarnya.

Diaz juga memaparkan bahwa luasan hutan mangrove Indonesia telah mengalami penyusutan signifikan. Pada 1990, luasnya tercatat 4,4 juta hektare, namun kini hanya tersisa sekitar 3,3 juta hektare.

“Padahal, mangrove punya peran penting untuk mitigasi perubahan iklim, menyerap karbon dioksida, dan melindungi wilayah pesisir dari abrasi,” tambahnya.

Ia mencontohkan kondisi di Demak, Jawa Tengah, yang kehilangan garis mangrove sepanjang 8,45 km, menyebabkan wilayah itu sangat rentan terhadap kenaikan permukaan air laut.

“Kalau tidak ada langkah restorasi yang cepat dan serius, maka daerah seperti Demak bisa tenggelam secara perlahan,” ujar Diaz.

Baca Juga:  Israel Biadab, Jurnalis Palestina Dibakar Hidup-hidup dalam Serangan ke Tenda Gaza

Menurutnya, mangrove adalah solusi multifungsi yang harus dijaga. Selain menyerap CO2 dalam jumlah besar, keberadaan mangrove membantu mengurangi suhu bumi dan mencegah bencana lingkungan seperti banjir.

“Jika CO2 tak terserap, akan terakumulasi di lapisan stratosfer dan troposfer. Ini akan membuat bumi makin panas dan memperbesar risiko bencana,” tutupnya.

 

Back to top button