Palfest 2025: Kolaborasi Seni dan Solidaritas untuk Dukungan Palestina

Palestine Festival (Palfest) 2025 sukses digelar pada Minggu (12/1) di Convention Hall SMESCO Indonesia, Jakarta. Mengusung tema “All Eyes On Palestine”, acara ini menggabungkan pameran seni, pertunjukan musik, teater, hingga lelang amal untuk mendukung perjuangan kemanusiaan Palestina.
Acara yang diselenggarakan oleh Adara Relief International bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ini menarik perhatian ratusan pengunjung. Selain menyuguhkan elemen budaya Palestina yang autentik, Palfest juga menjadi ajang edukasi masyarakat mengenai sejarah panjang penjajahan di Palestina.
Pameran Budaya dan Galeri Palestina
Di area ekshibisi, pengunjung disuguhkan pameran seni yang menampilkan warisan budaya khas Palestina, termasuk pakaian tradisional Thobe sebagai simbol identitas Palestina. Selain itu, tersedia galeri dokumentasi sejarah, instalasi interaktif, dan hidangan autentik Palestina yang memberikan pengalaman mendalam mengenai kehidupan masyarakat Palestina.
Salah satu area khusus menceritakan realita Gaza saat ini, memberikan gambaran nyata tentang tantangan hidup di bawah blokade.
Festival ini dibuka dengan Tarian Dabke, tarian tradisional Palestina yang penuh energi dan ekspresi kolektif. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari sejumlah tokoh, seperti Direktur Utama Adara Relief International Maryam Rachmayani, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, dan perwakilan Kementerian Kebudayaan Fadli Zon.
Dalam sambutannya, Maryam menegaskan bahwa festival ini adalah bentuk nyata dukungan masyarakat Indonesia terhadap perjuangan hak asasi manusia di Palestina.
“Acara ini digagas untuk memastikan kepada rakyat Gaza, Palestina, dan dunia bahwa mata bangsa Indonesia masih tertuju kepada Palestina: ‘All Eyes on Palestine’,” jelasnya.
Kolaborasi Seni dan Pesan Kemanusiaan
Puncak acara dimeriahkan berbagai pertunjukan seni, mulai dari pembacaan puisi karya penyair Palestina legendaris Mahmoud Darwish oleh Bella Fauzi hingga dialog pendongeng Kak Ojan dan Ata. Teater kolaborasi DKJ menampilkan perjalanan sejarah Palestina, diperkaya dengan tayangan video dan musik yang mendalam.
Penampilan musik dari Suara Untuk Palestina, Fadli (Padi), Adzando Davema, dan grup nasyid Edcoustic semakin menghidupkan suasana festival. Para artis juga menyampaikan orasi kemanusiaan, termasuk Ikang Fawzi, Chiki Fawzi, dan Nurjanah Hulwani, yang menggugah kesadaran tentang blokade dan genosida di Gaza.
Lelang Amal dan Gerakan “Satu Rumah Satu Aqsa”
Lelang amal menjadi salah satu momen penting festival ini, dengan berbagai barang khas Palestina dan koleksi eksklusif artis berhasil terjual. Seluruh hasil lelang akan disalurkan untuk program Winter Relief, membantu masyarakat Palestina menghadapi musim dingin.
Sebagai penutup, gerakan “Satu Rumah Satu Aqsa” melibatkan penayangan poster Al-Aqsa di lebih dari 3.120 rumah di Indonesia, bertujuan menanamkan kesadaran tentang pentingnya perjuangan Palestina dalam lingkup keluarga.
Palfest 2025 menjadi momentum penting dalam mempererat solidaritas masyarakat Indonesia untuk Palestina. Salah satu pengunjung, Hana, mengungkapkan kesannya:
“Festival ini bukan hanya memperlihatkan seni dan budaya, tetapi juga menggugah kesadaran kita untuk terus mendukung perjuangan kemanusiaan di Palestina.”
Melalui harmonisasi seni dan pesan kemanusiaan, Palestine Festival diharapkan menjadi inspirasi untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan nyata bagi rakyat Palestina.