Usai Surabaya Lanjut Pekanbaru, Wamenaker Noel Sidak Tour and Travel yang Tahan Ijazah Eks Pekerjanya


Kini, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan atau Noel, punya tugas tambahan. Yakni sidak perusahaan yang diduga menahan ijazah eks pekerjanya.

Dalam bulan ini, Wamenaker Noel melakukan dua kali sidak. Pertama di UD Sentosa Seal di Surabaya, Jawa Timur. Berlanjut ke Sanel, sebuah perusahaan tour and travel di Pekanbaru, Riau, Rabu (23/4/2025).

Apesnya, banyak yang tak mengenal wajahnya. Wamenaker Noel sering dicuekin saat sidak. Termasuk ketika berada di Pekanbaru untuk membongkar perusahaan yang menahan 12 ijazah pekerja.

Dalam video yang beredar di media sosial (medsos), mantan aktivis 98 itu, tak dianggap ketika mendatangi kantor perusahaan tour and travel itu. Mengenakan tanjak atau ikat kepala khas Melayu, Wamenaker Noel mengenakan seragam berwarna hitam. Jadi, penampilannya cukup menarik perhatian orang.

Entah kenapa, petugas atau karyawan perusahaan tour and travel itu, memilih fokus ke layar komputer ketimbang melihat wajah sang Wamenaker Noel yang terlanjur memperkenalkan diri dan meminta bertemu dengan manajemen.

“Mas, saya ini wakil menteri,” lanjut Noel dengan nada tinggi yang tetap saja tak digubris karyawan tersebut.

Tahu dirinya tak dianggap, Wamenaker Noel geregetan tapi tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa menatap pegawai tersebut. Atas kejadian ini, pria yang berada di samping Noel justru yang tak tahan. Dia pun menyampaikan kata-kata dengan setengah berteriak. “Oi, hargai orang ngomong dong,” kata pria itu.

Tapi ya itu tadi, sang karyawan bergeming. Dengan santainya dia menjawab dengan wajah tetap fokus ke layar komputer. “Iya, sabar, makanya ditanya dulu,” kata karyawan itu.

Kemudian, Noel menjelaskan bahwa kehadirannya itu, bersama anggota DPRD dan Wakil Bupati Pekanbaru. Cerianya mirip dengan Surabaya, pihak penanggung jawab perusahaan tour and travel itu, tak ada yang hadir untuk memberikan penjelasan. “Jangan sampai kayak di Surabaya lagi nih,” kata Wamenaker Noel mulai kesal.

Usai sidak, Wamenaker Noel menjelaskan dia meminta agar pimpinan perusahaan bisa dihadirkan. “Saya sudah berkali-kali meminta untuk dipertemukan dengan pimpinan perusahaan, namun tidak ada yang menggubris,” ungkap Wamenaker Noel.

Ia menunjuk seorang operator yang sedang bekerja, terkesan tak menganggap kehadirannya sebagai wakil pemerintah. Padahal, langkah perusahaan menahan ijazah adalah tindakan melawan aturan.

Dia mendesak agar perusahaan mengembalikan ijazah 12 mantan karyawannya dalam waktu cepat. Kalau tidak, pemerintah bisa mencabut izin operasional perusahaan tersebut.

Dalam kesempatan itu, Danu, mantan pekerja perusahaan tour and travel, mengaku ijazahnya ditahan selama enam tahun. Saat dia meminta, manajemen perusahaan selalu berkelit.  “Sudah enam tahun ijazah saya tidak dikembalikan. Alasannya untuk jaminan, setelah keluar katanya dikembalikan. Tapi sampai sekarang tidak dikembalikan,” ucapnya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Riau, Boby Rachmat mengaku telah bertemu pimpinan perusahaan tour and travel yang menahan ijazah 12 eks karyawan. Pimpinan perusahaan baru mau bertemu setelah Wamenaker Noel meninggalkan lokasi.

“Ya, akhirnya bisa jumpa denan pimpinan perusahaan. Tadi kita diskusikan terkait sidak Pak Wamen dan juga soal pengaduan masyarakat yang merasa ijazahnya ditahan perusahaan,” ujar Boby.

Dalam pertemuan, perusahaan membantah telah menahan ijazah mantan karyawan. Perusahaan itu meminta data lengkap mantan karyawan yang ijazahnya ditahan. “Ini kan baru dari mereka yang tidak merasa menahan ijazah. Jadi bukan kita tidak berhasil,” pungkasnya.

 

Exit mobile version