Kecam Penyerangan Israel ke TNI di Lebanon, Komnas HAM: Harus Dapat Perlindungan

Ketua Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) Atnike Nova Sigiro turut mengecam keras penyerangan oleh militer Israel ke Markas Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) di Naqoura, Lebanon, Kamis (10/10), yang mengakibatkan dua prajurit TNI terluka.
“(Kami) mengutuk penyerangan pasukan TNI sebagai penjaga perdamaian di Lebanon selatan. (Kami juga) mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Kementerian Luar Negeri untuk menginvestigasi penyerangan pasukan TNI sebagai pasukan penjaga perdamaian di Lebanon,” tutur Atnike dalam keterangan yang diterima di Jakarta, dikutip Minggu (13/10/2024).
Tak hanya itu, Komnas HAM turut mendesak International Criminal Court (ICC) untuk menginvestigasi penyerangan biadab oleh militer Israel tersebut.
“Komnas HAM menekankan personel TNI yang tergabung dalam United Nations Interim Force in Libanon (UNIFIL) bertugas untuk monitoring atas perlindungan masyarakat sipil di wilayah konflik bersenjata berdasarkan mandat Dewan Keamanan PBB melalui Resolusi 1701 tetap harus mendapatkan perlindungan dari Pemerintah Indonesia,” tegasnya.
Sebelumnya, Pasukan Penjaga Perdamaian PBB untuk Lebanon bertekad untuk tetap berada di pos mereka di Lebanon selatan, meskipun ada serangan Israel yang memicu kekhawatiran internasional.
“Kami berada di sana karena Dewan Keamanan PBB telah meminta kami untuk berada di sana. Jadi kami akan tinggal sampai situasi menjadi tidak memungkinkan bagi kami untuk beroperasi,” kata juru bicara pasukan UNIFIL Andrea Tenenti, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/10/2024).
Sebanyak 50 negara kontributor pasukan itu telah sepakat untuk terus mengerahkan lebih dari 10.400 pasukan penjaga perdamaian antara Sungai Litani di utara dan perbatasan yang diakui PBB antara Lebanon dan Israel, yang dikenal sebagai ‘Blue Line’ di selatan.
Teneti mengatakan serangan Israel terhadap pasukan mereka dengan peluru tank dan tembakan senjata ringan pada Kamis (10/10/2024), telah menyebabkan dua anggotanya, yang merupakan prajurit TNI, terluka dan dirawat di rumah sakit. Situasi ini melumpuhkan sebagian kemampuan pemantauan mereka pada Kamis.
“Jelas, ini mungkin salah satu peristiwa atau insiden paling serius yang telah kita saksikan dalam 12 bulan terakhir,” kata Tenenti, mengacu pada baku tembak antara pasukan Israel dan kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah
UNIFIL mengatakan sebuah tank Israel menembaki sebuah menara pengawas di markas utama pasukan di Naqoura pada Kamis, mengenai menara tersebut dan menyebabkan dua pasukan penjaga perdamaian jatuh dari sana.
Pasukan Israel juga menembaki posisi di dekatnya, merusak kendaraan dan sistem komunikasi, dan pada hari Rabu sengaja menembaki dan menonaktifkan kamera yang memantau area tersebut.