Ulama Dunia Hadir di Pusdai Bandung, MUI Jabar: Ini Anugerah yang Harus Kita Syukuri

Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, KH. Rafani Akhyar, yang juga merupakan paman dari Ustaz Adi Hidayat (UAH), menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kajian keislaman bertajuk Tanya Jawab Keislaman Bersama Ulama Dunia. Acara ini berlangsung di Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai), Bandung, Jawa Barat, Selasa (31/12/2024).
“Atas nama MUI Jawa Barat, saya ingin menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada Ustaz Adi Hidayat dan ketua DKM Mustafi. Acara ini luar biasa karena menghadirkan ulama bertaraf internasional dari Mesir dan Libya,” ujar Rafani di hadapan para jemaah yang memadati masjid.
Adapun ulama internasional yang hadir di antaranya yaitu Prof. DR. Mohamad Husein Abdelaziz Hasan dari Mesir. Kemudian, Prof. DR. Khaleefah Mochamed Ibdeeri dari Libya, DR. Ahmed Mohamed Ibrahim Alsawy dari Mesir, Prof. DR. Khalid Milad Aloud dari Libya.
Ada juga Prof DR. Muhammed Omar Ali Bin Husayn dari Libya, DR. Taher Mohammed M. Beniaga dari Libya, dan DR. Mohammed Husayn dari Mesir.
Menurut Rafani, kesempatan menghadirkan ulama besar seperti ini merupakan momentum langka yang patut disyukuri. Ia juga menyoroti antusiasme luar biasa masyarakat muslim Indonesia dalam mengikuti pengajian, yang menurutnya menjadi ciri khas umat Islam di tanah air.
“Ini fenomena khas di Indonesia. Di negara lain, walaupun perkembangan Islam cukup maju, antusiasme seperti ini masih jarang,” jelasnya.
Namun, Rafani juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi umat Islam Indonesia terkait kualitas ibadah dan pemahaman agama. Ia mengutip survei sederhana yang menunjukkan bahwa dari 87% umat Islam Indonesia yang melaksanakan salat, hanya 18% yang salat berjamaah, dan hanya 4-6% yang salat di masjid.
“Jika salat saja tidak tepat atau motivasinya kurang benar, bagaimana nilai ibadah itu di sisi Allah? Ini menjadi tantangan besar bagi kita semua,” katanya.
Pendidikan Kader Ulama (PKU)
Dalam kesempatan itu, Rafani juga mempromosikan program Pendidikan Kader Ulama (PKU) yang dijalankan oleh MUI, baik di tingkat pusat maupun daerah. Program ini, kata Rafani, bertujuan mencetak ulama yang tidak hanya memahami ilmu agama secara mendalam, tetapi juga mampu mengamalkannya dengan baik.
“Kami mengundang siapa saja yang berminat untuk bergabung dengan PKU di daerah masing-masing. Di Jawa Barat, program ini sudah mencapai angkatan keenam, meskipun sempat terhenti karena kendala biaya,” ungkapnya.
KH. Rafani berharap, kajian-kajian seperti ini tidak hanya menjadi ladang pahala, tetapi juga menjadi momen introspeksi dan peningkatan kualitas ibadah serta pemahaman umat.
“Semangat menghadiri majelis ilmu memang akan memudahkan langkah ke surga, tetapi kita harus melangkah lebih jauh, yakni memahami dan mengamalkan ilmu yang didapat,” tutupnya.