Tragedi Kanjuruhan Masih Membekas, Etho: Izin Suporter Tandang Tanggung Jawab LIB dan Klub

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyambut baik upaya membuka kembali izin kehadiran suporter tandang untuk musim Liga 1 2025/2026. Namun, ia mengingatkan bahwa tragedi Kanjuruhan masih menjadi pelajaran pahit yang tidak bisa diabaikan.
Menurut Erick, hingga saat ini FIFA dan PSSI masih menilai bahwa risiko keamanan dalam pertandingan dengan sistem home and away tergolong tinggi. Karena itu, pembukaan akses bagi suporter tandang harus melalui kajian yang cermat.
“FIFA bersama kami melihat bahwa tingkat kritikalitas pertandingan home and away masih tinggi,” kata Erick, yang akrab disapa Etho, di Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Etho mengisyaratkan, pelarangan suporter tandang memang bisa dicabut. Namun, ia menegaskan bahwa bila keputusan itu diambil, tanggung jawab penuh atas potensi kericuhan tidak lagi berada di pundak PSSI, melainkan menjadi beban PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan klub peserta.
“Kalau terjadi insiden di Liga, siapa yang bertanggung jawab penuh? Kenapa semua dibebankan ke PSSI?” ujar Etho.
Ia menegaskan, PT LIB adalah operator kompetisi yang dikelola secara independen. Mayoritas sahamnya dimiliki oleh klub, sementara PSSI hanya memiliki satu persen kepemilikan.
PSSI, kata Etho, bertugas menjaga integritas kompetisi, termasuk memberantas pengaturan skor. Namun untuk penyelenggaraan pertandingan, tanggung jawab sepenuhnya ada di tangan LIB dan klub, termasuk jika terjadi kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa.
“Liga punya independensi luar biasa. Artinya, penyelenggaraan Liga adalah tanggung jawab operator. Klub bertanggung jawab penuh terhadap pertandingan yang mereka jalani,” tegasnya.
“Kalau ada kerusuhan yang mengakibatkan korban jiwa, Liga dan klub yang harus bertanggung jawab, bukan PSSI,” lanjutnya.
Etho mengingatkan, jika klub dan operator liga merasa siap mengizinkan kehadiran suporter tandang, maka mereka juga harus siap menanggung seluruh risikonya.
“Kami di PSSI dan FIFA menilai konteks home and away untuk suporter masih rawan. Tetapi kalau Liga dan klub ingin membuka, silakan. Tapi bertanggung jawablah. Kalau ada peristiwa seperti Kanjuruhan terulang, jangan saling lempar tanggung jawab,” pungkas Etho.