Tingkat Penyelesaian Tarung di UFC Terburuk di Antara Liga-liga MMA Lain
Tahun 2024 tampaknya bukan tahun yang gemilang untuk UFC dalam hal penyelesaian pertandingan. Data terbaru menunjukkan bahwa UFC mencatatkan tingkat penyelesaian (finish rate) terendah dalam satu dekade terakhir, dengan angka hanya 44,8 persen. Angka itu menempatkan UFC di peringkat terakhir dibandingkan dengan sembilan promosi MMA besar lainnya, termasuk Profesional Fighters League (PFL, 53 persen), Rizin FF (61,8 persen), dan Bellator.
Data tersebut dianalisis Nate Latshaw, seorang data scientist yang secara khusus mengumpulkan statistik MMA untuk 2024. Dibandingkan dengan 2023, di mana tingkat penyelesaian UFC mencapai 52 persen, terjadi penurunan drastis sebesar tujuh poin persentase. Ini adalah penurunan yang signifikan, untuk promosi yang dikenal memiliki para petarung terbaik di dunia.
“UFC adalah tempat bertarung para petarung terbaik, sehingga secara logis tingkat penyelesaian akan lebih rendah dibandingkan promosi lain. Namun, penurunan ke angka 44,8 persen pada 2024 cukup mencengangkan,” ujar Latshaw.
Eksperimen Sarung Tangan Baru dan Efeknya
Salah satu penyebab yang diduga berkontribusi pada penurunan ini adalah penggunaan sarung tangan baru oleh UFC. Menurut data Latshaw, tingkat KO/TKO dengan sarung tangan baru ini 20 persen lebih rendah dibandingkan dengan sarung tangan lama. Terlebih lagi, eksperimen ini dianggap gagal karena tidak hanya menurunkan tingkat penyelesaian, tetapi juga tidak mengurangi insiden eyepoke, dan bahkan menyebabkan luka yang lebih parah pada beberapa kasus.
Namun, UFC telah mengumumkan bahwa mereka akan kembali menggunakan sarung tangan lama mulai dari UFC 309. Alasan resmi? “Para petarung lebih menyukai sarung tangan lama.” Meski demikian, banyak pihak menduga keputusan ini juga dipengaruhi oleh tekanan terhadap performa dan kritik dari komunitas MMA.
Dalam perbandingan tingkat penyelesaian di tahun 2024, UFC kalah jauh dari Cage Warriors yang memimpin dengan 65,9 persen, disusul oleh KSW (63,0 persen) dan Brave CF (62,5 persen). Data itu menunjukkan bahwa promosi lain mampu mempertahankan tingkat penyelesaian yang jauh lebih tinggi, meski kualitas kompetisi berbeda-beda.
Promosi lain seperti ONE Championship mencatatkan tingkat penyelesaian sebesar 55,7 persen, sedangkan Oktagon MMA dan PFL masing-masing mencatatkan angka 50,7 persen dan 53 persen. Hal itu semakin menonjolkan rendahnya angka penyelesaian UFC.
Harapan Baru di 2025
Dengan kembalinya sarung tangan lama dan potensi perbaikan dalam regulasi pertandingan, UFC berharap untuk memperbaiki angka penyelesaian di tahun 2025. “Kami akan melihat apakah kembalinya sarung tangan lama memberikan dampak positif pada tingkat penyelesaian,” kata Latshaw.
Akan tetapi, hanya waktu yang dapat menjawab apakah 2025 akan menjadi tahun pemulihan bagi UFC, atau justru menjadi kelanjutan tren menurun. Dengan data yang terus dikumpulkan, penggemar MMA di seluruh dunia akan menantikan apakah UFC dapat bangkit dari salah satu tahun terburuknya. [MMA Junkie]