Tinggalkan Pragmatisme Taktik STY, Kluivert Bakal Buat Cakar Garuda Tajam ala Filosofi Cruyff


Patrick Kluivert resmi diumumkan PSSI menjadi pelatih baru Timnas Indonesia, membawa harapan besar bagi Garuda untuk mencapai prestasi tertinggi, yaitu lolos ke Piala Dunia 2026. Mengadopsi filosofi Johan Cruyff, Kluivert dikenal dengan pendekatan menyerang yang terorganisir dan inovatif. 

Dengan bantuan dua rekannya, Alex Pastoor dan Denny Landzaat, menjadi asistennya di Indonesia. Pendekatan ini dipandang sebagai langkah positif yang akan membawa perubahan besar dalam gaya bermain Timnas Indonesia.

Filosofi Cruyffian: Sepak Bola Menyerang dan Menguasai Bola

Kluivert, seorang penganut filosofi Johan Cruyff, selalu menekankan pentingnya penguasaan bola, serangan cepat, dan pergerakan dinamis di lapangan. Dalam ulasan FIFA yang ditulis oleh jurnalis Shilarze Saha Roy, Kluivert disebut sebagai pelatih yang mengubah gaya bermain tim-tim yang diasuhnya menjadi lebih progresif dan ofensif.

Saat melatih Curacao, Kluivert berhasil mentransformasi tim dari gaya bermain reaktif menjadi tim yang membangun serangan dari lini belakang. Pendekatan ini menghasilkan performa luar biasa dengan mencetak 14 gol dalam tiga pertandingan kualifikasi Gold Cup 2016 setelah kekalahan awal.

“Filosofi ini memberi kepercayaan diri kepada pemain untuk menyerang, bukan sekadar bertahan,” tulis Roy.

Statistik Menjanjikan: Mencetak Banyak Gol

Statistik mencatat keberhasilan Kluivert dalam membawa tim asuhannya tampil produktif. Ketika melatih Jong Twente, timnya mencetak 116 gol dari 46 laga. Filosofi ini diharapkan mampu membawa Indonesia tampil lebih percaya diri di kualifikasi Piala Dunia 2026.

Antitesis Shin Tae-yong

Berbeda dengan pendahulunya, Shin Tae-yong (STY), yang dikenal pragmatis dan sering bertahan dalam, Kluivert diharapkan membawa pendekatan yang lebih agresif. Di bawah STY, Indonesia beberapa kali tampil bertahan dengan lima bek melawan lawan yang lebih kecil. Namun, Kluivert diprediksi akan membawa pendekatan yang lebih berani untuk mendominasi lawan.

Pieter Huistra, mantan pelatih Borneo FC dan staf teknis PSSI, menilai Kluivert dapat memberikan pendekatan yang lebih ofensif.

“Indonesia membutuhkan kepercayaan diri untuk mendominasi lawan yang lebih lemah, bukan hanya bertahan dengan lima bek,” kata Huistra.

Magnet Penghubung dan Pengembang Pemain Bertalenta

Kluivert memiliki kemampuan unik untuk membangun hubungan dengan pemain diaspora. Saat memimpin Curacao, ia berhasil membujuk pemain seperti Cuco Martina (Southampton) dan Leandro Bacuna (Aston Villa) untuk bergabung. 

Pendekatan ini relevan untuk Indonesia, yang saat ini memiliki banyak pemain naturalisasi seperti Mees Hilgers (FC Twente), Thom Haye (Almere City), dan Kevin Diks (FC Copenhagen), . Serta kemungkinan bergabungnya Ole Romeny dan Jaïro Riedewald, peluang Indonesia dianggap cukup besar untuk menggaet banyak lagi pemain top di liga eropa untuk bermain di Skuad Garuda.

“Kluivert adalah sosok penghubung yang dapat menyatukan pemain lokal dan naturalisasi dengan filosofi permainan yang jelas,” tambah Huistra.

Harapan untuk Indonesia

Dengan waktu persiapan dua bulan sebelum laga melawan Australia dan Bahrain, Kluivert dihadapkan pada tantangan untuk segera mengimplementasikan taktiknya. Namun, pengalaman sebagai pemain dan pelatih di berbagai level internasional menjadi modal besar bagi Kluivert.

Marc Klok, pemain naturalisasi yang telah tampil 19 kali untuk Timnas Indonesia, percaya bahwa Garuda memiliki potensi untuk bersaing dengan negara-negara seperti Australia. 

“Tim ini sudah menunjukkan level yang tinggi dalam konteks Asia,” ujarnya seperti dikutip dari laman nos.

Penunjukan Kluivert adalah harapan baru bagi sepak bola Indonesia. Dengan filosofi Cruyffian dan kemampuan membangun tim, ia diharapkan mampu membawa Garuda terbang lebih tinggi. Dengan dukungan dari federasi, pemain, dan penggemar, Indonesia siap menantang batas untuk mengukir sejarah baru.

Exit mobile version