Arena

Timur Khizriev, Singa Dagestan Baru, Jawara Kelas Bulu PFL 2024


Sorakan publik Riyadh jelas menguntungkan Timur, memberi dorongan energi yang sulit diabaikan. Pertarungan selama lima ronde berlangsung sengit, dengan Timur mendominasi hampir seluruh aspek, mulai dari striking hingga grappling. Teknik gulat khas Dagestan yang dikenal lengket dan sulit dilepaskan membuat Loughnane kewalahan. Setelah bel terakhir berbunyi, tak ada keraguan dari para juri: Timur menang mutlak.

 

Di malam yang penuh sorak sorai, 29 November 2024, ribuan penonton di King Saud University Stadium, Riyadh, Arab Saudi, menyaksikan Timur Khizriev mengukir sejarah baru di dunia MMA. Petarung asal Dagestan itu tak hanya menaklukkan juara bertahan Brendan Loughnane, tetapi juga merebut gelar kelas bulu PFL World Championship 2024, melengkapi malamnya dengan hadiah sebesar satu juta dolar AS. Kemenangan itu bukan sekadar prestasi, tetapi bukti nyata bahwa Dagestan terus melahirkan generasi emas yang siap mendominasi panggung MMA dunia.

Saat memasuki arena, nama Timur dielu-elukan ribuan penonton Riyadh, yang tampaknya memberikan dukungan penuh kepada petarung Muslim itu. Sebaliknya, Brendan Loughnane terlihat tegang. Sorakan publik tuan rumah jelas menguntungkan Timur, memberi dorongan energi yang sulit diabaikan. Pertarungan selama lima ronde berlangsung sengit, dengan Timur mendominasi hampir seluruh aspek, mulai dari striking hingga grappling. Teknik gulat khas Dagestan yang dikenal lengket dan sulit dilepaskan membuat Loughnane kewalahan. Setelah bel terakhir berbunyi, tak ada keraguan dari para juri: Timur menang mutlak.

Baca Juga:  Lamine Yamal: Madrid Nggak Level Buat Lawan Barcelona Tahun Ini!

“Saya merasa seperti bertarung di rumah sendiri. Dukungan dari penonton sangat luar biasa, dan saya berterima kasih atas energi yang mereka berikan,” ujar Timur usai pertandingan. Di kampung halamannya di Makhachkala, Dagestan, kemenangan itu dirayakan dengan syukuran sederhana. Teman-teman masa kecilnya menyebutnya sebagai “kebanggaan baru tanah Kaukasus.”

Bagi Timur, malam itu adalah puncak dari perjalanan panjang yang dimulai di gym kecil di Dagestan. Lahir pada 17 April 1996 di Makhachkala, ia tumbuh dalam lingkungan yang lekat dengan tradisi gulat dan disiplin keras. Ayahnya, Magomed Khizriev, menjadi sosok sentral dalam menanamkan nilai-nilai religius dan mental baja dalam diri Timur. Sejak usia lima tahun, Timur sudah ditempa dengan latihan gulat intensif, dan di usia 10, ia telah memenangkan kejuaraan gulat regional. Kebiasaan disiplin yang tertanam sejak kecil membentuknya menjadi sosok yang pantang menyerah, bahkan dalam situasi paling sulit sekalipun.

Tidak hanya fisik, Timur juga tumbuh dengan nilai-nilai religius yang kuat. Ia selalu menyempatkan doa sebelum bertanding, sesuatu yang menurut pelatihnya, Rustam Guseinov, menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitasnya. “Dia percaya bahwa keberhasilan datang dari Sang Pencipta. Kerendahan hatinya luar biasa, dan itu membentuk mentalitas juaranya,” ujar Guseinov.

Perjalanan Timur menuju panggung internasional dimulai pada 2015, ketika ia menjalani debut profesional di sirkuit lokal Dagestan. Kemenangan demi kemenangan diraih hingga pada 2019, ia bergabung dengan Absolute Championship Berkut (ACB), organisasi MMA terkenal di Eropa Timur. Puncaknya adalah merebut gelar kelas bulu ACB pada 2021, dengan rekor mengesankan: hanya satu kekalahan dalam 15 pertarungan.

Baca Juga:  Postecoglou: Saya Nggak Sombong, Tapi Tottenham Memang Harus Juara

Nama Timur semakin melambung hingga akhirnya ia dikontrak oleh UFC pada 2022. Meski baru berkiprah di divisi Featherweight UFC, Timur sukses mencatatkan tiga kemenangan dalam empat laga awalnya. Namun, 2024 menjadi tahun kejutan ketika ia diumumkan akan berlaga di PFL dengan status dipinjamkan. Keputusan ini sempat menuai kritik, tetapi hasilnya justru membuktikan kecerdikan langkah tersebut. Sistem turnamen PFL yang memungkinkan petarung mengumpulkan poin di musim reguler hingga babak playoff ternyata cocok untuk gaya bertarung Timur yang agresif dan taktis.

Di Riyadh, malam itu, Timur menghadapi ujian terbesar dalam kariernya melawan Loughnane. Sebagai juara bertahan, Loughnane dikenal tangguh, tetapi Timur mampu mendominasi sejak ronde pertama. Bahkan di ronde keempat, Timur hampir menyelesaikan laga dengan submission, menunjukkan kualitas grappling khas Dagestan yang menjadi ciri khasnya. “Timur menunjukkan level kedisiplinan dan teknik yang luar biasa. Ini adalah performa seorang juara sejati,” komentar Khabib Nurmagomedov, yang hadir menyaksikan pertandingan.

Kemenangan di PFL ini semakin memperkokoh reputasi Timur sebagai salah satu petarung terbaik yang pernah lahir dari Dagestan. Ia tidak hanya membawa pulang gelar, tetapi juga membawa kebanggaan bagi komunitas Muslim di seluruh dunia. Di luar arena, Timur dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan dermawan. Sebagian besar bonus kemenangannya digunakan untuk membantu membangun masjid dan menyediakan pelatihan gulat gratis bagi anak-anak kurang mampu di Dagestan. “Saya ingin mereka tahu bahwa mimpi bisa terwujud, asalkan mereka mau bekerja keras,” ujarnya.

Baca Juga:  Jannik Sinner Menuju Comeback Sempurna di Roma

Kini, perhatian dunia MMA beralih ke masa depan Timur. Berdasarkan kontrak dengan UFC, ia kemungkinan besar akan kembali ke oktagon pada 2025. Banyak yang memprediksi bahwa ia akan menantang nama-nama besar di divisi Featherweight, seperti Yair Rodriguez, Arnold Allen, atau bahkan Alexander Volkanovski. “Timur itu paket lengkap. Dia punya teknik gulat, striking, dan mentalitas baja. Jika dia kembali ke UFC, dia akan menjadi ancaman serius di divisinya,” ujar Ali Bagautinov, mantan petarung UFC.

Dengan usia yang masih muda dan mentalitas pantang menyerah, Timur Khizriev adalah bintang masa depan MMA. Dari gym kecil di Makhachkala hingga gemuruh sorak-sorai di Riyadh, ia menunjukkan bahwa kerja keras dan keyakinan adalah kunci untuk meraih impian. Dan bagi Timur, gelar juara PFL hanyalah permulaan. Panggung UFC kini menanti untuk menambahkan nama baru dalam deretan legenda MMA dari Dagestan. [ ] 

Back to top button