
INILAHSULSEL.COM – Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan bahwa pengerahan tim infanteri dari angkatan darat atau kepolisian adalah opsi terakhir yang akan dipertimbangkan untuk mengirimkan bantuan logistik kepada korban banjir dan tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menyampaikan hal ini dalam konferensi pers virtual di Jakarta pada hari Senin (6/5/2024.
Dia menjelaskan bahwa saat ini BNPB bersama pemerintah daerah, TNI/Polri, dan pihak lainnya sedang melakukan pemetaan untuk menentukan cara terbaik dalam menyalurkan bantuan logistik kepada para korban.
“Tim pengangkutan individu itu masuk sebagai opsi bila memang kondisi cuaca dan medan di lokasi bencana yang benar-benar tidak memungkinkan dilewati sekalipun menggunakan helikopter,” katanya.
Kondisi tersebut disebabkan sebagian besar wilayah terkena dampak bencana di Luwu masih terisolasi akibat kerusakan akses jalan dan jembatan yang diterjang oleh banjir dan longsor.
Menurut laporan yang diterima, beberapa kawasan terdampak bencana yang masih terisolasi antara lain Dusun Larewa di Desa Kalili (Suli Barat) dan Desa Tibbusan di Latimojong.
Situasi semakin rumit dengan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang diprakirakan akan terus mengguyur Kabupaten Luwu dan sekitarnya dalam seminggu ke depan. Hal ini menjadi tantangan tambahan dalam upaya penanganan dampak bencana.
“Tapi apapun yang memang dibutuhkan maka akan dipertimbangkan dan segera dilaksanakan karena keselamatan masyarakat adalah yang utama,” ujarnya.
Pada Jumat (3/5/2024) dini hari, Pusat Data Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat bahwa 54 desa yang tersebar di 12 kecamatan di Luwu dilanda banjir dan tanah longsor. Wilayah-wilayah terdampak meliputi Kecamatan Latimojong, Suli, Suli Barat, Ponrang Selatan, Ponrang, Bupon, Larompong, Larompong Selatan, Bajo, Bajo Barat, Kamanre, Belopa, dan Belopa Utara.
Hingga Minggu (5/5/2024), setidaknya 3.479 keluarga korban bencana dari wilayah-wilayah tersebut telah teridentifikasi, yang tentunya membutuhkan bantuan logistik dengan mendesak.
Upaya bantuan logistik pertama yang telah dilakukan adalah pengiriman satu ton makanan dan obat-obatan ke Desa Pajang, Latimojong, Luwu, menggunakan Helikopter Carakal H-225M milik TNI Angkatan Udara sejak terjadinya bencana.