Market

Target Pertumbuhan Ekonomi Turun Jadi 5 Persen, PCO: Bukan Bagian Pesimisme


Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Kantor Komunikasi Presiden (PCO), Hasan Nasbi menanggapi langkah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang menurunkan target pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada dikisaran 4,7 persen hingga 5 persen pada semester II.

Di mana, angka tersebut lebih rendah dibandingkan target APBN 2025 sebesar 5,2 persen dengan realisasi semester I sebesar 4,87 persen yoy.

Hasan menilai langkah pemerintah ini bukanlah bentuk pesimisme terhadap kondisi ekonomi dalam negeri. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi global saat ini dalam kondisi yang melambat.

“Kalau soal prospek pertumbuhan ekonomi, kita bisa menempatkan negara kita dalam situasi internasional. Jadi kondisi globalnya memang melambat. Bahkan mungkin prediksinya rata-rata pertumbuhan global mungkin hanya 2,3 persen rata-rata pertumbuhan global,” kata Hasan dalam konferensi pers di Gedung Kwarnas, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).

Baca Juga:  Langgar Banyak Aturan, Gerindra Minta Pelaku Penjualan Pulau Online Ditangkap

Hasan menegaskan meski ada tekanan global, pemerintah tetap menyampaikan optimisme terhadap capaian perekonomian Indonesia yang dinilai masih solid dibandingkan banyak negara lain. Target tersebut, ungkapnya, menjadi salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi dalam negeri tergolong tinggi.

“Bahkan mungkin hanya beberapa negara, mungkin Vietnam, Filipina yang prediksinya di atas pertumbuhan kita. Jadi kita termasuk salah satu yang masih tinggi. Jadi ini bukan bagian dari pesimisme,” ujarnya.

Di sisi lain, Hasan menjelaskan target pertumbuhan di sisa semester II 2025 dikejar pemerintah dengan memberikan relaksasi belanja negara. Sejumlah instrumen seperti modal belanja, bantuan sosial, hingga program makanan bergizi gratis diharapkan bisa menjadi stimulus pertumbuhan.

“Itu juga mungkin akan menstimulus perekonomian kita dalam 6 bulan ke depan. Makanan bergizi gratis ketika banyak itu nanti sudah mencapai target misalnya itu juga akan menstimulus perekonomian kita,” tuturnya.

Baca Juga:  Pelaku UMKM tak Perlu Gaduh dengan PPh 22, Kemenkeu: Omzet di Bawah Rp500 Juta Bebas

“Jadi nanti mungkin ini penyelesaian-penyelesaian yang dibuat hari ini. Tapi kita berharap tentu ada perbaikan-perbaikan untuk sampai 6 bulan yang akan datang,” jelas Hasan menambahkan.

Sebelumnya, Badan Anggaran (Banggar) menyetujui asumsi makro ekonomi untuk semester II tahun 2025 bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam agenda ‘Pengesahan Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II Pelaksanaan APBN 2025’.

Wakil Ketua Banggar DPR, Wihadi Wiyanto mengatakan asumsi dasar makro dirancang dengan mempertimbangkan realisasi semester I dan dinamika global.

“Pemerintah senantiasa melindungi dunia usaha dan daya beli masyarakat serta menjaga stabilitas perekonomian. Hal tersebut berefleksi pada pertumbuhan ekonomi yang berketahanan, inflasi yang terkendali, dan neraca perdagangan masih surplus, dengan mempertimbangkan dinamika perekonomian global,” ujar Wihadi dalam agenda tersebut, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (3/7/2025).

Baca Juga:  Istana Bantah Struktur BPN Sudah Rampung, Prasetyo: Masih Dikaji Urgensi Pembentukannya

Dia menjelaskan, asumsi dasar ekonomi makro yang disepakati antara Banggar dengan Pemerintah, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada dikisaran 4,7 persen hingga 5 persen pada semester II. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan target APBN 2025 sebesar 5,2 persen dengan realisasi semester I sebesar 4,87 persen yoy.

Sementara perkiraan inflasi pada semester II berada pada kisaran 2,2 persen hingga 2,6 persen dalam target APBN sebesar 2,5 persen. Sedangkan pada Semester I berada pada level yang lebih rendah yakni 1,6 persen.

“Untuk nilai tukar rupiah dalam USD APBN Rp16.000, realisasi semester I Rp16.429 proyeksi semester II Rp16.300 sampai Rp16.800,” katanya.

 

Back to top button