Arena

Miris! Klub Liga 1 Jauh dari Cuan, Rugi Puluhan Miliar Tiap Tahun


Pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni atau yang akrab disapa Bung Kus, mengungkapkan kenyataan pahit yang masih dihadapi klub-klub Liga 1 Indonesia. Menurutnya, jalan sepak bola Indonesia untuk benar-benar menjadi industri yang mandiri dan menguntungkan masih sangat panjang.

Bung Kus menjelaskan bahwa tidak mengherankan jika banyak klub profesional yang mengalami masalah keuangan, salah satu contohnya adalah PSIS Semarang yang memiliki tanggungan operasional sebesar Rp45 miliar selama dua tahun terakhir.

“Tidak mengejutkan jika banyak klub profesional yang mengaku masih merugi. Bahkan kerugian operasionalnya bisa mencapai puluhan miliar per tahun,” ujar Bung Kus saat dihubungi di Jakarta, Selasa (16/1/2025).

Menurutnya, untuk mengikuti kompetisi sekelas Liga 1, sebuah klub membutuhkan anggaran di atas Rp50 miliar per tahun. Namun, pemasukan yang diterima klub masih berada di kisaran Rp25-50 miliar, sehingga terjadi ketimpangan yang signifikan dalam pengelolaan keuangan.

Baca Juga:  Atlet Indonesia Fokus Recovery Jelang Kejuraan Dunia Panjat Tebing Bali

“Klub memang bisa dikelola dengan anggaran yang lebih kecil, tetapi itu akan berdampak pada kualitas skuad dan daya saing di liga. Tekanan dari suporter juga menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen klub,” tambahnya.

Ketergantungan Pada Investor

Dalam praktiknya, Bung Kus menilai bahwa kondisi finansial klub di Liga 1 saat ini masih sangat bergantung pada kekuatan finansial pemilik atau investor klub. Profesionalisme dalam tata kelola manajemen belum sepenuhnya menjadi faktor penentu keberlangsungan klub.

Ia juga menyoroti perlunya regulasi yang lebih ketat, seperti penerapan aturan financial fair play, untuk menciptakan persaingan yang lebih sehat di antara klub-klub Liga 1.

“Di beberapa liga profesional dunia, ada pembatasan bujet atau financial fair play yang diberlakukan untuk mencegah ketimpangan finansial antar klub. Wacana ini sudah lama digaungkan di Indonesia, tetapi hingga kini belum ada langkah konkret untuk menerapkannya,” ungkapnya.

Baca Juga:  Kemenpora Luncurkan Logo Baru

Klub Liga 1 Harus Berinovasi

Bung Kus menyarankan agar klub-klub Liga 1 lebih kreatif dalam mengoptimalkan sumber pendapatan mereka. Selain mengandalkan sponsor, penjualan tiket, dan hak siar, klub juga perlu memaksimalkan sektor merchandise dan event-event komersial untuk menambah pemasukan.

“Yang bisa dilakukan klub saat ini adalah memanfaatkan sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya. Namun, jika titik optimal sudah tercapai dan masih merugi, klub hanya bisa berpasrah menerima kenyataan,” tuturnya.

Dengan kondisi keuangan yang masih menjadi tantangan besar, Bung Kus menegaskan bahwa perbaikan ekosistem sepak bola Indonesia harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari regulasi hingga kesadaran para pemilik klub dalam mengelola keuangan dengan lebih profesional.

Baca Juga:  Pep: Hampir Mustahil Gantikan De Bruyne

 

Back to top button